Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang HUT Ke-78 TNI, Panglima Yudo: Hingga Saat Ini Perkembangan Kekuatan TNI Relatif Lambat

Kompas.com - 20/09/2023, 11:52 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Panglima TNI Laksamana Yudo mengatakan, hingga saat ini, perkembangan kekuatan TNI relatif lambat.

Hal itu diungkapkan Yudo Margono dalam sambutannya di seminar nasional bertema “Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia: Tinjauan Strategi Pertahanan Nusantara” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (20/9/2023)

“TNI sebentar lagi akan memeringati hari ulang tahun ke-78, usia yang tidak muda. Namun, bila merefleksikan diri, hingga saat ini perkembangan kekuatan TNI relatif berkembang lambat,” kata Yudo Margono

Menurutnya, hal itu tidak dapat dipungkiri karena dampak dari segala keterbatasan membangun dan mengembangkan kemampuan TNI.

Baca juga: Panglima TNI Tengah Siapkan Strategi Pertahanan Nusantara untuk Diserahkan ke Kemenhan

Namun demikian, Yugo Margono mengatakan, TNI tidak berpangku tangan dan terus bergerak maju dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki.

“TNI juga terus memperluas wawasan dalam rangka menyusun sebuah strategi pertahanan militer,” ujarnya.

Yudo lantas mengungkapkan bahwa TNI akan menyiapkan doktrin pertahanan ke Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI.

“Nanti doktrin yang buat Menteri Pertahanan (Menhan), nanti akan kami usulkan. Ini menjadi bahan kepada Menhan sebagai strategi pertahanan nusantara,” kata Yudo.

Pada intinya, menurut Yudo, strategi itu akan memadukan strategi pertahanan darat, laut, dan udara.

“Kita padukan menjadi satu menjadi strategi pertahanan nusantara,” kata Yudo Margono.

Baca juga: HUT Ke-78 TNI Akan Dimeriahkan dengan Demo Kolose Senapan dari Prajurit Tiga Matra

Pernyataan Panglima TNI terkait perkembangan yang lambat ini sedikit berbeda dengan pernyataan saat meninjau latihan puncak Super Garuda Shield 2023 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur pada 10 September 2023.

Saat itu, Yudo Margono meminta para prajurit TNI tidak minder dengan kekuatan militer lain negara lain. Sebab, menurutnya, kekuatan prajurit TNI tidak jalah dengan negara lain.

“Hampir semua negara besar, kita sudah melaksanakan (latihan), sehingga kalau level tentara, selalu saya sampaikan bahwa kita sudah selevel dengan mereka. Jadi para prajurit tidak perlu merasa kita di bawah, karena kita sudah selevel,” katanya kepada awak media.

Yudo Margono mengungkapkan, penilaian itu bisa dibuat karena setiap latihan multilateral dari negara asing, Indonesia selalu diundang. Termasuk, sering melakukan latihan dengan Amerika Serikat, Australia, hingga Singapura.

“Berarti dengan penilaian seperti itu, level yang sama dengan mereka. Jadi enggak perlu melatih, tinggal memantapkan saja tergantung kolaborasi lebih dari satu negara,” ujar Yudo Margono.

Baca juga: 11 Larangan untuk Prajurit TNI dalam Pemilu 2024: Beri Komentar, Ikut Kampanye, sampai Mobilisasi untuk Parpol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Menteri KP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KP: Lahan "Idle" 78.000 Hektar di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com