Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Konbes-Munas Alim Ulama: Politik NU Bukan Politik Dukung-mendukung, tapi...

Kompas.com - 19/09/2023, 16:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konfederasi Besar (Konbes) dan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama Nahdlatul Ulama (NU) menegaskan bahwa organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu tidak akan terlibat dukung-mendukung kandidat tertentu di dalam pemilu.

"NU tak tertarik untuk terlibat dalam politik dukung-mendukung. Politik NU bukan politik untuk mendukung 1 nama atau 1 partai. NU berpolitik berdasarkan nilai," kata Ketua Komisi Rekomendasi Bahtsul Masail NU, Ulil Abshar Abdalla, dalam jumpa pers di Asrama Haji Pondok Gede, Selasa (19/9/2023).

"Bagi NU, bukan siapa dan partai apa yang didukung, tetapi nilai apa yang diperjuangkan. Politik harus berdasarkan pada nilai-nilai kemaslahatan, kesejahteraan, dan keadilan. Itu adalah rekomendasi kita terkait politik elektoral," jelasnya.

Baca juga: Konbes-Munas Alim Ulama NU Minta Tak Ada Lagi Kekerasan Negara di Rempang

Ulil menambahkan, forum ini menegaskan 9 hasil Muktamar NU di Krapyak, Jawa Tengah, pada 1989, terkait arahan untuk pedoman di tahun politik.

Beberapa di antaranya, hasil muktamar itu, berpolitik dengan alasan apapun tidak boleh dilakukan dengan mengorbankan kepentingan bersama dan memecah belah bangsa.

Selain itu, perbedaan aspirasi berpolitik di kalangan warga NU harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, tawadhu, dan saling menghargai satu sama lain.

"Politik harus dorong tumbuhnya masyarakat yang mandiri sebagai mitra pemerintah. Sehingga penyelenggaraan negara tak boleh bersifat state heavy atau yang melulu dikuasai pemerintah dengan abai terhadap aspirasi masyarakat,” lanjut Ulil.

Baca juga: NU: Haram Minta Fatwa ke Artificial Intelligence

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa politik adalah keniscayaan, termasuk untuk NU, namun bukan soal politik elektoral.

Ia memberi contoh, hasil Konbes dan Munas Alim Ulama selama dua hari terakhir memberi kritik dan rekomendasi terkait pengelolaan sumber daya alam di Indonesia yang bermasalah.

"Jelas itu artikulasi politik, meminta pengelolaan sumber daya alam memperhatikan ini, ini, ini. Politis sekali. Juga membahas perlunya konsensus nasional tentang norma-norma pengelolaan sumber daya alam. Politis sekali, tetapi jelas bukan politik coblos-mencoblos, politik kekuasaan, tapi politik kebangsaan," tegasnya dalam kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com