Ia pun yakin kehadiran Demokrat tidak akan menjadi beban bagi KIM karena partai-partai anggota KIM sudah pernah bekerja sama pada beberapa pilpres sebelumnya.
"Sehingga tidak ada hambatan komunikasi dan kepentingan di antara anggota koalisi," ujar Yoga.
Baca juga: Koalisi Gemuk Prabowo, Janjikan Kemenangan atau Rawan Tumbang?
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, kehadiran Demokrat di KIM menandakan bergabungnya kekuatan partai nasional dan religius.
"Dengan demikian seluruh partai nasional religius bersatu. Harapannya Insya Allah dengan kekuatan ini kami bisa memenangkan Pemilu 2024," ujar dia.
Ia pun menyebutkan bahwa ada dua partai lain yang akan menyusul bergabung ke KIM, yakni Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Garuda.
"Pertemuan ini adalah resmi KIM menjadi enam partai, ditambah lagi dengan partai-partai lain, seperti PSI dan Partai Garuda," kata Airlangga.
Sikap politik Demokrat memang menjadi teka-teki, bahkan sebelum hengkang dari KPP. Sebab, ketika berada di KPP pun, Demokrat menjalin komunikasi dengan PDI Perjuangan yang mengusung Ganjar Pranowo.
Tak heran, setelah Demokrat meninggalkan KPP, muncul asumsi bahwa bisa saja Demokrat akhirnya berkoalisi dengan PDI-P, namun nyatanya partai tersebut bergabung ke koalisi Prabowo.
Baca juga: PDIP: Pertemuan Puan-AHY, Jadi Modal Baik Perjumpaan Megawati-SBY
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani pun merespons santai hal tersebut. Ia mengatakan, partainya menghormati sikap Demokrat meski hubungan antara kedua partai sempat dekat.
"Walaupun sebelumnya sudah dilakukan pembicaraan-pembicaraan antara PDI Perjuangan dengan Demokrat, lalu kemudian Partai Demokrat akhirnya memutuskan dengan Pak Prabowo, tentu saja PDI Perjuangan menghormati putusan tersebut," kata Puan di Pondok Pesantren Al Hamid, Jakarta, Senin.
Ia menuturkan, sebagai konsekuensi dari sikap Demokrat yang merapat ke Prabowo, nama AHY tercoret dari bursa calon wakil presiden pendamping Ganjar.
"Tadinya kan memang muncul namanya Mas AHY, namun karena Demokrat sudah memutuskan untuk pindah atau menentukan dengan Mas Prabowo, ya tentu saja sepertinya tak mungkin," kata Puan.
PDI-P akan terus menjajaki peluang berkoalisi dengan partai politik lain setelah pintu kerja sama dengan Demokrat tertutup.
Puan mengatakan, dinamika politik akan terus berubah-berubah hingga batas pendaftaran calon presiden dan wakil presiden pada Oktober mendatang.
"Ya sekarang sedang kita jajaki kemungkinan-kemungkinan tersebut, dinamika ini masih akan terus berlangsung sampai nanti menjelang pendaftaran capres dan cawapres yang akan datang," ujar Puan.
Baca juga: Tak Lagi Paksakan AHY jadi Cawapres, Demokrat Kini Berpikir Rasional