Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Kembali Hidupkan Wacana Kereta Gantung di Bandung

Kompas.com - 03/08/2023, 13:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali menghidupkan wacana proyek kereta gantung atau cable car di Bandung yang pernah ia usulkan saat masih menjabat sebagai wali kota.

Kereta gantung merupakan salah satu proyek transportasi massal yang diusulkan oleh Ridwan Kamil kepada Presiden Joko Widodo untuk mengatasi masalah kemacetan di Bandung Raya.

"Karena di Bandung ini adalah cekungan, banyak orang tinggal di bukit-bukit maka salah satu solusinya adalah cable car," kata Ridwan Kamil seusai rapat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (3/8/2023).

Baca juga: Masa Jabatan Tinggal Sebulan, Ridwan Kamil: Prioritas Saya Meresmikan

Menurut Emil, sapaan akrabnya, kereta gantung bisa digunakan untuk menghubungkan daerah-daerah perbukitan yang ada di wilayah Bandung Raya.

Ia mencontohkan, kereta gantung bisa dibangun menghubungkan Terminal Dago di bagian utara Bandung, melewati lembah menuju wilayah Ledeng, kemudian terhubung ke Stasiun Bandung di daerah selatan.

Emil pun mengakui bahwa kereta gantung merupakan wacana yang sudah lama ia usulkan sejak menjabat sebagai wali kota Bandung periode 2013-2018.

"Sudah sejak saya menjabat Wali Kota Bandung, cuman tidak ada duit (untuk membangunnya)," ujar Emil.

Baca juga: Pengamat Sarankan Ganjar Pilih Ridwan Kamil atau Khofifah Jadi Cawapres

Politikus Partai Golkar ini menuturkan, berdasarkan perhitungan saat itu, proyek kereta gantung menghabiskan dana Rp 100-200 miliar per kilometer.

"Per tahun ini belum kami studi, mungkin ada kenaikan," kata dia.

Menurut rencana, ada 5 koridor yang akan dibangun dengan total jarak 30 kilometer.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai persoalan anggaran dapat diatasi lewat peran pemerintah pusat, daerah, maupun swasta.

Baca juga: Pengamat Sarankan Ganjar Pilih Ridwan Kamil atau Khofifah Jadi Cawapres

Menurut dia, rute kereta gantung yang menghubungkan titik-titik keramaian dapat menarik minat pihak swasta untuk berinvestasi lewat skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

"Saya pikir di Bandung ini kalau kita cable car dari titik keramaian ke titik keramaian mungkin menarik. Jadi mungkin sebagian ada yang dari Pemerintah, sebagian KPBU supaya merangsang swasta untuk membangun," kata Budi.

Selain kereta gantung, transportasi massal lain yang diusulkan untuk dibangun di Bandung Raya adalah bus rapid transit dan light rapid transit.

Untuk diketahui, Ridwan Kamil pernah merencanakan membangun kereta gantung di Bandung tetapi nasibnya tidak jelas hingga kini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Mengenal Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran, Diisi Petinggi Gerindra

Nasional
Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Sebut Serangan ke Rafah Tragis, Prabowo Serukan Investigasi

Nasional
Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Refly Harun Sebut Putusan MA Sontoloyo, Tak Sesuai UU

Nasional
Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Mendag Apresiasi Gerak Cepat Pertamina Patra Niaga Awasi Pengisian LPG 

Nasional
Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Menaker: Pancasila Jadi Bintang Penuntun Indonesia di Era Globalisasi

Nasional
Momen Jokowi 'Nge-Vlog' Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Momen Jokowi "Nge-Vlog" Pakai Baju Adat Jelang Upacara di Riau

Nasional
Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Refleksi Hari Pancasila, Mahfud Harap Semua Pemimpin Tiru Bung Karno yang Mau Berkorban untuk Rakyat

Nasional
Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Singgung Kesejarahan Ende dengan Bung Karno, Megawati: Pancasila Lahir Tidak Melalui Jalan Mudah

Nasional
Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Minta Tapera Tak Diterapkan, PDI-P: Rakyat Sedang Hadapi Persoalan yang Berat

Nasional
 Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Jokowi Targetkan Blok Rokan Produksi Lebih dari 200.000 Barel Minyak per Hari

Nasional
Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Aturan Intelkam di Draf RUU Polri Dinilai Tumpang Tindih dengan Tugas BIN dan BAIS TNI

Nasional
Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Revisi UU TNI-Polri, PDI-P Ingatkan soal Dwifungsi ABRI

Nasional
Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Antam Pastikan Keaslian dan Kemurnian Produk Emas Logam Mulia

Nasional
Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Hasto PDI-P: Banteng Boleh Terluka, tapi Harus Tahan Banting

Nasional
Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu 'Track Record' Pemberantasan Korupsinya

Sentil Penunjukan Pansel Capim KPK, PDI-P: Banyak yang Kita Tak Tahu "Track Record" Pemberantasan Korupsinya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com