Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Tipe Antraks dan Tingkat Fatalitasnya

Kompas.com - 07/07/2023, 11:54 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi menyampaikan, ada empat jenis antraks yang mampu menular ke manusia.

Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri B.anthracis.

Antraks umumnya menyerang hewan herbivora, seperti kambing, sapi, domba, lalu menyebar ke manusia jika mengonsumsi daging tersebut.

Baca juga: Kasus Antraks di Yogyakarta Terjadi Hampir Tiap Tahun Selama 5 Tahun Terakhir, Tertinggi Tahun 2019

Antraks mampu bertahan hingga 40 tahun lamanya di tanah. Sebab, bakteri akan membentuk spora bila berkontak dengan udara. Spora ini berfungsi sebagai pelindung, sehingga bakteri di dalam spora sulit mati.

"Antraks sendiri ada 4 jenis. Dan case fatality rate dari antraks ini bervariasi," kata Imran dalam konferensi pers secara daring, Kamis (6/7/2023)

1. Antraks kulit

Bakteri tersebut menempel hingga kulit melepuh. Tingkat fatalitas kasus (case fatality rate) dari antraks jenis ini berkisar 25 persen

2. Antraks di saluran pencernaan (gastrointestinal)

Bakteri ini masuk ke dalam saluran pencernaan saat penderita memakan daging dari hewan tertular dan tidak memasak daging dengan sempurna.

Akibatnya, usus penderita menjadi melepuh sehingga terjadi pendarahan dan meninggal.

Baca juga: Kemenkes: Bakteri Antraks Bisa Bertahan hingga 40 Tahun Lebih di Tanah

3. Antraks paru-paru

Adapun antraks dengan tingkat fatalitas tertinggi yakni antraks yang menyerang paru-paru. Fatality rate-nya mencapai 80 persen.

Spora bakteri itu terhisap melalui partikel pernapasan dan mencapai dinding alveoli.

4. Antraks injeksi

Terakhir, antraks injeksi yang ditemukan pada pengguna narkotika. Dari empat jenis tersebut, kasus-kasus antraks di Indonesia didominasi oleh antraks yang menyerang kulit atau antraks kulit.

"Tipe ini yang paling banyak terjadi di Indonesia. Kalau fatality rate antraks pencernaan cukup tinggi dan bervariasi mulai 25-70 persen. Kemudian yang paling bahaya adalah antraks tipe paru-paru dengan case fatality rate capai 80 persen," ujar Imam.

Lebih lanjut, Imran menyampaikan, penularan antraks ke manusia terjadi melalui beberapa cara.

Pertama, karena menyembelih hewan mati atau sakit karena antraks, kemudian dagingnya dikonsumsi oleh manusia.

Kedua, melalui luka terbuka di permukaan kulit yang bersentuhan langsung dengan bulu, kulit, maupun daging hewan yang sudah terinfeksi.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Mutasi Polri, Brigjen Suyudi Ario Seto Jadi Kapolda Banten, Brigjen Whisnu Hermawan Jadi Kapolda Sumut

Nasional
Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Pakar Hukum Minta Bandar Judi Online Dijerat TPPU

Nasional
Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Pemerintah Tak Bayar Tebusan ke Peretas PDN, Data Kementerian/Lembaga Dibiarkan Hilang

Nasional
Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Pimpinan Komisi VII Wanti-wanti Pengelolaan Tambang Ormas Rentan Ditunggangi Konglomerat

Nasional
745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

745 Personel Polri Dimutasi, Kadiv Propam Irjen Syahardiantono Naik Jadi Kabaintelkam

Nasional
Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Pesan Panglima TNI untuk Pilkada 2024: Jika Situasi Mendesak, Tugas Prajurit Melumpuhkan, Bukan Mematikan

Nasional
Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Pemerintah Akui Tak Bisa Pulihkan Data Kementerian/Lembaga Terdampak Peretasan PDN

Nasional
Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Pilkada 2024, TNI Siapkan Personel Cadangan dan Alutsista jika Situasi Mendesak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com