Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Antraks, Kemenkes Ingatkan Waspadai Ternak Mati Mendadak

Kompas.com - 05/07/2023, 17:06 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk waspada bila terdapat sapi yang sakit dan mati mendadak.

Hal ini menyusul adanya kasus antraks di wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sejauh ini, terdapat tiga orang yang meninggal dunia, dengan rincian satu positif antraks dan dua lainnya masih suspek.

Baca juga: Warga DIY Meninggal Akibat Antraks, Kemenkes Akan Lakukan Penyelidikan Epidemiologi

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengimbau agar jangan membeli sapi dengan harga murah.

Sapi-sapi yang disembelih dan dijual harus sehat dan sudah diperiksa oleh dinas peternakan.

"Sapi yang mati mendadak atau sapi sakit mendadak itu harus (curiga), Gunungkidul kan masih endemis antraks, itu kita harus curiga," kata Nadia saat dihubungi, Rabu (5/7/2023).

"Dan itu yang selalu kita bilang kepada masyarakat jangan membeli sapi yang biasanya lebih murah. Kita selalu katakan sapi yang digunakan harus sehat. Jadi dinas peternakan harus periksa semua gitu," imbuh dia.

Baca juga: Kasus Antraks Gunungkidul, Warga Menggali Kembali Sapi Mati yang Sudah Dikubur untuk Dikonsumsi

Nadia menyampaikan, untuk mencegah penularan antraks, masyarakat perlu melakukan upaya preventif

Salah satu caranya adalah menggembala dan memberi makan hewan ternak di daerah yang bebas dari virus antraks. Virus antraks biasanya menyebar ketika sapi memakan rumput dari tanah terpapar virus antraks di daerah endemis.

"Artinya tidak boleh mengambil makanan rumput dari daerah tersebut. Yang kedua tadi, kalau ada sapi kambing yang terlihat tiba-tiba sakit, spesifik kayak antraks, seperti itu harus langsung dibunuh dan dikubur. Tidak boleh dijual dagingnya," beber Nadia.

Saat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap kasus-kasus Antraks. Di sisi lain ia kembali mengimbau agar hewan-hewan ternak harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

"Kita seringkali bilang, semua hewan kurban harus dilakukan pengecekan, pemeriksaan di Dinas Peternakan. Kita harus edukasi ke petugas-petugas," beber Nadia.

Sebelumnya diberitakan, kasus antraks dilaporkan menjangkiti puluhan warga Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semono, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca juga: Antraks Merebak di Gunungkidul, 2.378 Ekor Sapi di Klaten Divaksin

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, satu orang dilaporkan meninggal dunia akibat antraks. Sementara Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah warga yang meninggal sebanyak tiga orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawaty menuturkan, kasus ini bermula ketika warga menyembelih dan mengonsumsi sapi yang sudah mati.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Menteri LHK: RI Masih Terima Ruang Dukungan Pihak Lain untuk Turunkan Emisi Karbon

Nasional
Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Minta Jokowi Tunda RUU Polri, Koalisi Masyarakat: Isi Kontennya Berbahaya

Nasional
RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

RUU Polri Beri Polisi Wewenang Penyadapan, ELSAM: Ini Bisa Sangat Liar...

Nasional
Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Tren Ubah Aturan Hukum demi Menjaga Kekuasaan Diprediksi Bakal Terulang

Nasional
Putusan MA Dianggap 'Deal' Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Putusan MA Dianggap "Deal" Agenda Politik Jokowi Jelang Akhir Jabatan

Nasional
Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Aturan Pengawasan PPNS di RUU Polri Dianggap Hambat Kerja Penyidik KPK hingga Kejagung

Nasional
Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Tangkap Buron Paling Dicari Thailand, Polri Minta Timbal Balik Dibantu Ringkus Fredy Pratama

Nasional
Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Buron Paling Dicari, Chaowalit Thongduang, Bikin Rakyat Thailand Tak Percaya Polisi

Nasional
Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Pilih Kabur ke Aceh, Chaowalit Buron Nomor 1 Thailand Merasa Mirip Orang Indonesia

Nasional
37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

37 Warga Makassar yang Ditangkap karena Visa Haji Palsu Ditahan, 3 Diperiksa Kejaksaan

Nasional
Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Polisi Periksa 8 WNI Usai Tangkap Chaowalit Si Buron Nomor 1 Thailand, dari Ojol hingga Agen Sewa Kapal

Nasional
7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

7 Bulan Kabur ke Indonesia, Buronan Thailand Nyamar jadi Warga Aceh dan Bikin KTP Palsu

Nasional
Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Tak Setuju Perpanjangan Bansos Disebut Cawe-cawe, Dasco: Kecurigaan Tak Beralasan

Nasional
Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Tapera Dikhawatirkan Jadi Ladang Korupsi seperti Jiwasraya dan Asabri

Nasional
Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Permintaan Otoritas Thailand, Chaowalit Si Buron Nomor 1 Tak Ditampilkan Saat Jumpa Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com