Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Kerusuhan di Perancis

Kompas.com - 01/07/2023, 15:14 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Judha Nugraha mengatakan, hingga saat ini tidak ada WNI yang terdampak kerusuhan di Perancis.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Kota Nanterre untuk memastikan hal tersebut.

"KBRI Paris telah berkoordinasi dengan Kepolisian Kota Nanterre serta simpul-simpul masyarakat Indonesia. Hingga saat ini tidak terdapat WNI yang terdampak atau terlibat kerusuhan tersebut," kata Judha dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/7/2023).

Baca juga: Kerusuhan Perancis Malam Keempat, 994 Orang Ditangkap, 1.350 Kendaraan Dibakar

Judha menjelaskan, kerusuhan di sejumlah titik di Perancis dipicu tindakan polisi yang menembak mati remaja Perancis keturunan Aljazair, Nahel M (17).

Nahel ditembak karena tidak mengikuti perintah untuk menghentikan laju kendaraannya pada Selasa, 27 Juni lalu.

"Kerusuhan menyebar ke daerah pinggiran Kota Paris lainnya, di Seine-Saint Denis, Villeurbanne, dan juga di kota-kota besar lainnya, termasuk Nantes dan Toulouse hingga Rabu, 28 Juni, malam hari," tambah Judha.


Sebelumnya diberitakan, dalam beberapa waktu terakhir, Perancis dilanda kerusuhan di berbagai kota. Kerusuhan terjadi di Paris, Marseille, Dijon, Lyon, dan Toulouse.

Kerusuhan paling besar berada di ibu kota Paris, yang berdekatan dengan lokasi awal mula kejadian.

Baca juga: Duduk Perkara Kerusuhan di Perancis, Dipicu oleh Kematian Remaja 17 Tahun

Kerusuhan tersebut terjadi atas respons terhadap penembakan fatal aparat kepolisian kepada seorang remaja keturunan Maroko dan Aljazair bernama Nahel M.

Insiden yang menewaskan remaja 17 tahun itu memicu kembali perdebatan di Perancis soal cara polisi yang telah lama dikritik oleh kelompok hak asasi manusia.

“Kami muak diperlakukan seperti ini. Ini untuk Nahel, kami Nahel,” ucap dua pemuda yang menyebut diri mereka sebagai “Avengers” saat mengikuti aksi protes di Paris.

Kerusuhan tersebut berawal ketika petugas polisi menembak mati Nahel M di Nanterre, kota kelas pekerja di pinggiran barat Paris, Perancis, pada Selasa, 27 Juni malam.

Nahel ditembak pada jam sibuk, di mana banyak orang berlalu lalang dan lalu lintas sedang ramai.

Baca juga: Vengeance For Nahel: Kronologi Tertembaknya Remaja Perancis Pemicu Kerusuhan

Awalnya, Nahel gagal berhenti setelah Mercedes AMG yang dikendarainya terlihat di jalur bus. Kemudian, dua petugas polisi mengejar mobil itu di tengah kemacetan jalanan.

Saat mobil hendak kabur, seorang petugas melepaskan tembakan dari jarak dekat melalui jendela pengemudi.

Nahel kemudian tewas karena satu tembakan di lengan kiri dan dadanya, sebagaimana diungkapkan oleh jaksa penuntut umum Nanterre, Pascal Prache.

Lebih lanjut, petugas tersebut juga mengakui sudah melepaskan tembakan mematikan.

Petugas itu mengatakan kepada penyelidik, dia ingin mencegah pengejaran mobil karena khawatir orang lain akan terluka, setelah remaja tersebut diduga melakukan beberapa pelanggaran lalu lintas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com