Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Prabowo Diminta Jokowi Bikin Rencana Jangka Panjang Pertahanan untuk 25 Tahun

Kompas.com - 30/06/2023, 19:11 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengungkapkan dirinya diminta Presiden Joko Widodo untuk membuat rencana jangka panjang pertahanan untuk 25 tahun ke depan.

Permintaan itu disampaikan Jokowi kepada Prabowo saat baru terbentuknya Kabinet Indonesia Maju periode 2014-2019.

Prabowo mengatakan bahwa Presiden Jokowi memiliki perhatian yang besar terhadap pertahanan.

“Kurang lebih dua minggu setelah saya dilantik, beliau panggil saya, beliau sampaikan begini, ‘Menhan, saya minta rencana jangka panjang. Tolong buatkan saya rencana utuh 25 tahun. Karena saya ingin bagaimana pertahanan kita untuk 25 tahun’,” kata Prabowo dalam wawancaranya dengan Najwa Shihab yang ditayangkan di Youtube, Jumat (30/6/2023).

Prabowo pun tertegun. Sebab, Jokowi yang ia kenal bukan berasal dari latar belakang militer, pun belum pernah mengenyam pendidikan militer.

Baca juga: Menhan Prabowo: Elite Kita Terlalu Nyaman sehingga Merasa Pertahanan Itu Tak Penting

Berbeda dengan dirinya yang besar dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan pernah menjadi Danjen Kopassus.

“Beliau memberi tugas, memberi petunjuk, minta dibuatkan rencana 25 tahun. Saya tertegun, saya kembali, kita susun,” kata Prabowo.

Prabowo menuturkan, negara sekaya Indonesia pada hakekatnya akan selalu diganggu.

“Bahkan sebelum ada Republik Indonesia, selama Nusantara, kerajaan-kerajaan kita, kita selalu diganggu,” kata Prabowo.

Prabowo mengatakan, tantangan di bidang pertahanan saat ini adalah terkait pola pikir di jajaran elit.

Prabowo menyebutkan, jajaran elit terlalu nyaman dan lama berada dalam zona nyaman.

“Mindset elit kita menurut saya terlalu nyaman. Kita terlalu lama berada dalam comfort zone. Kita berada dalam masa yang relatif damai lama, sehingga elite kita semua merasa ‘oh keadaan damai ini adalah keadaan yang normal’,” kata Prabowo.

Baca juga: Prabowo: Saya Nyaman dengan Pak Jokowi, Beliau Tak Suka Pidato Panjang-panjang...

Padahal, menurut Prabowo, keadaan damai merupakan keadaan yang sangat sulit dipertahankan dan sangat mahal.

Ia menambahkan, negara di sekeliling Indonesia merupakan sahabat.

“Jadi kita merasa tidak ada ancaman. Ini yang sangat berat. Dengan kita merasa tidak ada ancaman, akhirnya menurut saya, elite kita merasa bahwa pertahanan itu tidak terlalu penting,” tutur Prabowo.

“Pertahanan itu ‘nice to have’, tetapi tidak vital,” ucap Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Menurut Prabowo, dalam pelajaran ilmu politik dan ilmu bernegara manapun, pertahanan itu vital.

“Kita bisa aman, bisa makmur, karena kita bisa mempertahankan negara kita, teritori kita, wilayah kita. Kenapa kita pertahankan wilayah kita di darat dan di laut? Karena di wilayah kita itu banyak kekayaan,” kata Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus 'Jaket Bung Karno'

Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus "Jaket Bung Karno"

Nasional
Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Nasional
Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Resmikan Layanan Elektronik di Pekanbaru, Menteri AHY Harap Pelayanan Sertifikat-el Lebih Cepat dan Aman

Nasional
Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Moeldoko: Tapera Tak Akan Ditunda, Wong Belum Dijalankan

Nasional
Megawati Kenang Drama 'Dokter Setan' yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Megawati Kenang Drama "Dokter Setan" yang Diciptakan Bung Karno Saat Diasingkan di Ende

Nasional
Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

Hari Jadi Ke-731, Surabaya Catatkan Rekor MURI Pembentukan Pos Bantuan Hukum Terbanyak Se-Indonesia

BrandzView
Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Tinjau Fasilitas Pipa Gas Cisem, Dirtekling Migas ESDM Tekankan Aspek Keamanan di Migas

Nasional
Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Nasional
Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Nasional
Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com