PEMIMPIN besar bangsa Indonesia, Bung Karno, dihadapan para pemimpin 25 negara yang hadir dalam KTT Gerakan Non-Blok, 1961, di Yugosavia, berseru untuk dunia menjadi damai.
Seruan emansipasi manusia ini melandasi keinginan luhur, karena demi perdamaian dunia, maka bangsa-bangsa wajib saling menghormati integritas dan teritorial kedaulatan.
Seruan dari Presiden pertama Republik Indonesia ini mengusung idiomatik prinsip fundamental: agar semua bangsa mengambil posisi kemandirian yang independen secara umum.
Dalam titik ini, Bung Karno memegang posisi kunci dari himpunan negara-negara baru merdeka yang cinta damai.
Dan memang, Ir. Soekarno menjadi tokoh internasional populer, yang begitu hebat mencanangkan penerapan Gerakan Non Blok (GNB), tidak berlaku untuk Blok Barat ataupun Blok Timur.
Dalam kontribusi ini Indonesia mengutuhkan signifikansi kepastian jalannya sejarah perdamaian dunia.
Sehingga posisi sangat strategis ini sekaligus menandakan pula peranan Indonesia di dunia internasional demikian signifikan.
Oleh karenanya, GNB menjadi salah satu wadah yang dibutuhkan untuk terus menyuarakan perdamaian, dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional.
Semiotika itu pula yang tersemaikan pada pemikiran perdamaian Bung Karno, yang begitu langsung mengusung prinsip- prinsip kesetaraan harkat dan martabat bangsa.
Persemayaman ini menjadi ide GNB, yang Bung Karno besarkan demi bangsa-bangsa agar wajib punya harkat dan martabat selaku bangsa di kawasan Asia, Afrika, Amerika, dan bahkan Eropa.
Maka proklamator bangsa Indonesia ini mempunyai pemikiran yang kokoh tentang perdamaian, serta mempunyai visi kuat demi menggapai perdamaian dunia.
Dengan demikian perdamaian yang diartikan Bung Karno, antara lain, meliputi solidaritas, keadilan sosial, serta antipenjajahan.
Sesungguhnya sejumlah idomatik tersebut sudah dipancang Bung Karno jauh sebelum Indonesia merdeka. Jejak ini dapat ditelisik dalam buku karyanya "Indonesia Menggugat" (1963).
"Indonesia Menggugat" adalah salah satu mahakarya Bung Karno yang sangat gamblang menyoroti isu-isu perdamaian, kemerdekaan, dan keadilan sosial.
Oleh karena itu, solidaritas antarbangsa merupakan aspek penting dalam pandangan perdamaian Bung Karno.