Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Ada Hilirisasi Pertanian, Wapres: Bermanfaat ke Rakyat, kalau Hilirisasi Tambang ke Pengusaha

Kompas.com - 12/05/2023, 15:09 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

TERNATE, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar hilirisasi juga dilakukan di sektor pertanian, bukan hanya di pertambangan.

Menurut Ma'ruf, manfaat hilirisasi di sektor pertanian bakal lebih dirasakan oleh masyarakat ketimbang hilirisadi tambang yang dampaknya lebih banyak dirasakan oleh pengusaha besar.

"Kalau hilirisasi produk-produk pertanian itu yang akan tercerahkan itu masyarakat, beda dengan tambang. Kalau tambang kan pengusaha-pengusaha besar, kalau ini masyarakat kecil," kata Ma'ruf di Ternate, Maluku Utara, Jumat (12/5/2023).

Ma'ruf menuturkan, salah satu komoditas pertanian yang bisa dihilirisasi adalah rempah-rempah yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia, terutama di wilayah Maluku Utara.

Baca juga: Di Hadapan Wapres, Gubernur Maluku Utara Keluhkan Sofifi Tak Kunjung Jadi Ibu Kota Definitif

Ia menyebutkan, rempah-rempah semestinya bisa diolah agar tidak hanya menjadi bumbu masak, tetapi juga parfum maupun alat kosmetik.

Mantan ketua Majelis Ulama Indonesia itu mencontohkan, Mesir sukses mengekspor produk kopi rempah yang merupakan kombinasi antara kopi dan rempah, padahal negara tersebut bukanlah produsen kopi dan rempah

"Kopinya dari Indonesia, rempahnya dari Indonesia, hanya mereka mengolah kopi yang rempah itu menjadi produk kopi ekspor, tapi kopi Mesir, bukan kopi Indonesia. Artinya, rempah ini juga bisa (dibuat) berbagai hal," ujar Ma'ruf.

Selain hilirisasi produk rempah, Ma'ruf juga mengingatkan pentingnya pemasaran agar Indonesia kembali dikenal dunia sebagai pusat produsen rempah-rempah.

Baca juga: Wapres: Rempah Bukan Hanya Komoditas Unggulan, tapi Bangunan Peradaban

"Jangan sampai kita kalah dari India yang dulu bukan pusat rempah. Ini artinya kita harus membangun kembali dan ini komitmen pemerintah membangun jalur rempah ke depan," kata dia.

Seperti diketahui, pemerintah sedang gencar melakukan hilirisasi pada sektor pertambangan, ditandai dengan keputusan menyetop ekspor hasil tambang dalam bentuk mentah.

Pemerintah misalnya telah menghentikan ekspor nikel mentah sejak tahun 2020, sedangkan ekspor bauksit mentah akan disetop mulai Juni 2023.

Baca juga: Wapres Harap KDEKS Sokong Kebangkitan Maluku Utara sebagai Pusat Rempah

Presiden Joko Widodo mengatakan, larangan ekspor bijih nikel yang diberlakukan pada 1 Januari 2020 berbuah manis.

Nilai ekspor yang semula hanya Rp 17 triliun atau 1,1 miliar dollar AS di akhir tahun 2024, melonjak menjadi Rp 326 triliun atau 20,9 miliar dollar AS pada tahun 2021 atau meningkat 19 kali litpat.

“Perkiraan saya, tahun ini akan tembus lebih dari Rp 468 triliun atau 30 miliar dollar AS,” ungkap dia, Desember 2022 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangkan Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangkan Pilpres

Nasional
Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menang Pilpres Akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Sejarah Hari Buku Nasional

Sejarah Hari Buku Nasional

Nasional
Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 15 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com