Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hery Wibowo
Ketua Program Studi Sosiologi FISIP Universitas Padjadjaran

Pengamat Sosial, praktisi pendidikan dan pelatihan

Mendorong Sosialisasi De-Urbanisasi

Kompas.com - 05/05/2023, 09:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KISAH mudik dan pascamudik selalu menimbulkan banyak kisah dan sekaligus pekerjaan rumah. Pasca-Lebaran, justru menjadi momentum dimulainya ragam upaya penyelesaian masalah sosial baru.

Pasca-Lebaran tahun ini, diprediksi ada 30.000-40.000 pendatang baru di Jakarta (Kompas.id). Artinya ini adalah tantangan yang menuntut pemikiran dan kebijakan cepat untuk mengantisipasinya. Hanya saling menyalahkan tidak ada gunanya.

Namun memikirkan upaya preventif bagi tahun-tahun mendatang, tentunya akan sangat berharga, mengingat upaya penyelesaian isu yang sangat kompleks ini (complex problem solving)

Berdasarkan data Survei Potensi Pergerakan Nasional Masyarakat Periode Angkutan Lebaran 2023, Kementerian Perhubungan, diperkirakan arus perjalanan mudik di seluruh Indonesia tahun ini mencapai 123,8 juta orang.

Kemacetan kendaraan dari arah Semanggi menuju ke Grogol saat jam pulang kerja di Jakarta, Rabu (13/2/2013). Kemacetan parah terjadi hampir setiap hari di Jakarta, namun hingga saat ini belum ada solusi yang efektif untuk mengurai kemacetan Jakarta. 

KOMPAS/RADITYA HELABUMI Kemacetan kendaraan dari arah Semanggi menuju ke Grogol saat jam pulang kerja di Jakarta, Rabu (13/2/2013). Kemacetan parah terjadi hampir setiap hari di Jakarta, namun hingga saat ini belum ada solusi yang efektif untuk mengurai kemacetan Jakarta.
Dari estimasi sebanyak itu, sekitar 26 persen atau hampir 33 juta orang pelaku perjalanan menuju ke Provinsi Jateng.

Jumlah ini merupakan yang terbanyak di seluruh Indonesia jauh mengalahkan tujuan mudik Ke Jawa Timur dan Jawa Barat yang masing-masing di bawah 24 juta orang (Kompas.id)

Artinya, bahkan di pulau Jawa saja, puluhan juta orang/keluarga ’harus’ bermigrasi meninggalkan kampung halamannya demi sesuap nasi.

Tentunya ini fakta miris dan peringatan dini (early warning) bagi daerah untuk meningkatkan peluang bekerja di wilayahnya.

Dalam satu dekade terakhir, daerah tujuan perpindahan penduduk di Indonesia berubah. Kota-kota utama seperti Jakarta bukan lagi menjadi tujuan pelaku migrasi. Sebagian besar migran telah bergeser ke daerah penyangga (Liputan Khusus Kompas.id.

Walaupun kota besar/ibu kota, tidak lagi jadi tujuan, namun demikian arus migrasi untuk mencari penghasilan dan penghidupan lebih baik masih terus terjadi.

Secara umum ini hanya menggeser tujuan migrasi saja dan tetap belum membuahkan solusi pengurangan arus perpindahan penduduk.

Sosialisasi

Secara sosiologis, sosialisasi dimaknai sebagai suatu proses belajar peran, status dan nilai yang diperlukan untuk keikutsertaan (partisipasi) dalam institusi sosial (Brinkerhoft dan White dalam (Damsar, 2019).

Maknanya ini adalah proses belajar individu tentang bagaimana menjalani hidupnya. Permalasahannya adalah ketika individu tersebut terus menerus menyaksikan lingkungan sosialnya terus bergerak dan mencari pekerjaan/penghidupan di kota besar.

Maka ia akan berpikir bahwa hidup dan berjuang hidup adalah bergerak mengadu nasib di kota besar.

Horton dan Hunt (1989 dalam Damsar 2019) menjelaskan bahwa sosialisasi adalah suatu proses dengan mana seseorang menghayati (mendarahdagingkan, internalize) norma-norma kelompok di mana ia hidup sehingga timbulah ’diri’ yang unik.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa arus mudik tahun ini berkisar di angka 100 juta. Artinya puluhan juta manusia Indonesia, harus menyambung hidup dengan berpindah/bermigrasi dari kota kelahirannya.

Sehingga, secara awam dapat dikatakan bahwa sudah terlanjur ’tersosialisasi’ bahwa hidup adalah sekolah yang rajin, lalu setelah lulus berburu pekerjaan di kota besar.

Jika tidak ada upaya membangun konstruksi sosial baru, maka aksi ini akan terus berulang. Pemahaman masyarakat tidak akan banyak berubah, dan tentunya beban kota akan semakin meningkat.

Semangat De-Urbanisasi

Ketika sekolah dan kuliah hanya mengajarkan agar peserta didik pintar mencari kerja, dan ’pekerjaan’ tersebut sudah terlanjur dimitoskan hanya ada di kota, dan kota besar khususnya, maka inilah yang terjadi.

Arus migrasi dan urbanisasi seakan tidak pernah berhenti, dan periode mudik menjadi puncaknya.

Instalisasi pemahaman yang seragam ini membuat ’seakan-akan’ lulusan sekolah ataupun perguruan tinggi, tidak memiliki banyak alternatif pilihan setelah lulus, kecuali melamar pekerjaan yang ’bagus’ dan bergaji ’prospektif’.

Masih sangat minimalis lulusan yang hidup dengan misi hidup yang kuat, seperti ingin membangun desa, menjadi pemberdaya masyarakat di tanah kelahiran, menjadi wirausaha di kota asal dan lain-lain.

Misi hidup ini secara umum adalah penggerak ataupun daya dorong. Misi hidup membuat individu kokoh dan tegar dengan pendirian dan visinya. Mereka tidak mudah terombang-ambing mengikuti arus utama pergerakan masyarakat pada umumnya.

Semangat de-urbanisasi menghembuskan makna bahwa ketika seseorang dilahirkan di kampung/di desa, misalnya, berarti ia ’ditakdirkan’ untuk menjalankan misi mulia di daerah tersebut.

Sejatinya proses pendidikan dapat terus disisipi dengan semangat/mentalitas kewirausahaan serta pendidikan agama.

Sehingga peserta didik semakin yakin akan visi/misi mengapa ia diciptakan (seperti menjadi khalifah di tempat kelahirannya, menjadi bermanfaat bagi penduduk sekitar dll).

Selanjutnya, pendidikan kewirausahaan yang baik akan membangkitkan mentalitas pantang menyerah, kemampuan membangun usaha, kapasitas mengelola usaha berbasis potensi lokal dan lain-lain.

Sehingga sekian persen dari lulusan, akan memiliki pemikiran yang ’out of the box’ dan tidak menjadi arus migrasi ke kota besar dengan dalih mencari penghidupan yang lebih baik.

Akhir kata, sosialisasi sosiologis menjadi penting. Damsar (2019) menegaskan bahwa sosialisasi primer merujuk pada suatu proses melaluinya seorang anak manusia mempelajari atau menerima pengetahuan, sikap, nilai, norma, perilaku esensial dan harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat dan/atau menjadi anggota masyarakat.

Sehingga pekerjaan rumah kita bersama adalah membangun sosialisasi yang baik pada seluruh peserta didik bahwa urbanisasi bukanlah satu-satunya jalan keluar.

Perlu dibangun konstruksi sosial baru bahwa generasi muda sukses adalah mereka yang berjuang di daerahnya dan tidak berbondong-bondong migrasi ke kota besar/ibu kota.

Perlu diangkat dan diapresiasi para aktor sosial lokal yang berhasil berwirausaha di tanah kelahirannya, sehingga menjadi pengetahuan umum peserta didik yang ada di sana.

Perlu dikonstruksi secara budaya bahwa status tertinggi dalam masyarakat akan disandang oleh mereka yang berhasil membangun daerahnya, menyediakan lapangan pekerjaan dll.

Adalah penting untuk disosialisasikan lebih baik, urgensi membangun misi hidup mulia (noble purpose) bahwa hidup bukan hanya sekolah dengan rajin dan kemudia (berebut) mencari pekerjaan. Hidup adalah untuk bermakna dan bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.

Ragam materi ini, dapat terus disinergikan dengan kurikulum, baik di level sekolah menengah ataupun perguruan tinggi.

Tidak ada kata terlambat untuk melakukan rangkaian aktivitas pembangunan yang berpusat pada manusia. Sejatinya rakyat selalu menunggu ragam alternatif peluang baru bagi perbaikan kehidupan mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com