Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yayasan Anak Yasonna Laoly Disebut Terlibat Bisnis Narkoba, Wamenkumham: Menyesatkan!

Kompas.com - 02/05/2023, 17:03 WIB
Irfan Kamil,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej atau Eddy Hiariej menilai, tudingan terhadap yayasan anak Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, Yamitema Tirtajaya Laoly terlibat bisnis narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah informasi yang menyesatkan.

Adapun keterlibatan seorang anak menteri dalam bisnis narkoba di Lapas diungkap Tio Pakusadewo dalam sesi wawancara di kanal Youtube Uya Kuya.

Pernyataan aktor senior itu kemudian dikaitkan dengan twit akun Twitter @PartaiSocmed dengan menyebutkan bahwa yayasan tersebut terkait dengan anak Yasonna Laoly.

“Itulah yang saya katakan informasi yang menyesatkan,” ujar Eddy Hiariej saat ditemui di Gadung Kemenkumham, Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Baca juga: Isu Anak Yasonna Laoly Monopoli Bisnis di Lapas, Wamenkumham Sebut Jeera Foundation Bantu Warga Binaan

Wamenkumham pun menjelaskan, Yayasan Jeera Foundation yang disebut terkait dengan Yamitema Tirtajaya Laoly merupakan satu dari banyak Yayasan yang menjadi mitra di Lapas.

Menurut Eddy Hiariej, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) terbuka dengan berbagai Yayasan dan perusahaan untuk menjadi mitra. Namun, terdapat prosedur ketat untuk menjadi mitra di Lembaga Pemasyarakatan.

“Jadi bukan persoalan anak Pak Menteri ada di Yayasan itu bukan. Tapi saya mau mengatakan bahwa Ditjen PAS itu terbuka, bukan hanya kepada satu Yayasan tapi banyak yayasan yang bekerja sama,” jelas Wamenkumham.

“Dan tentunya ketika akan bekerja sama (dengan Ditjen Pas) itu semua ada prosedur-prosedur yang harus dilalui,” terang Eddy Hiariej.

Baca juga: Anaknya Dituding Monopoli Bisnis di Lapas, Yasonna: Bohong Besar!

Wamenkumham pun menjelaskan, Yayasan yang dikelola anak Yasonna Laoly adalah mitra yang melakukan pembinaan dengan warga binaan seperti seni musik, seni lukis dan kerajinan.

Kemitraan, kata Eddy Hiariej, berguna untuk memberikan bantuan agar warga binaan bisa diberdayakan ketika kembali ke masyarakat.

Ia turut membantah adanya monopoli bisnis di dalam Lapas. Apalagi, sejak menjabat sebagai Wamenkumham, Eddy Hiariej mengaku tidak pernah mengetahui adanya penguasaan bisnis tersebut.

“Sejak menjabat Wamen sampai saat ini sekitar ratusan rutan dan lapas yang sudah saya saya kunjungi ya, saya katakan itu informasi yang menyesatkan,” jelas Guru Besar Hukum Pidana Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

“Mengapa? tidak hanya Yayasan Jeera yang ada di Lapas, ada Yayasan Maharani, ada yayasan Al Barokah, dan ada banyak yayasan lainnya,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

Nasional
Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com