Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Spanduk Caleg Berseliweran, Pengamat: Menyedihkan, Hanya Perkenalkan Diri Bukan Isi Kepala

Kompas.com - 28/04/2023, 10:26 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menyayangkan adanya spanduk dan baliho yang hanya berupa gambar tokoh bakal calon legislatif (bacaleg) yang kemungkinan akan ikut serta dalam pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Sebab, katanya, pola sosialisasi pemilu yang saat ini sedang berlangsung hanya menampilkan figur tokoh partai politik tanpa menyertakan informasi yang subtantif.

"Ini agak menyedihkan kita karena di satu segi kita berharap ada tuntutan bagi peningkatan kualitas demokrasi," ujar Ray dalam diskusi bertajuk "Sosialisasi Tanpa Isi, BAWASLU tanpa gigi, KPU kurang gizi" di Kebayoran Baru, Jakarta pada Kamis, (27/4/2023).

Baca juga: Tak Enak Dipandang, 250 Bendera dan Spanduk Parpol di Tanah Abang Dicopot Satpol PP

Menurutnya, seharusnya spanduk-spanduk tersebut berisi informasi terkait ide dan gagasan bacaleg pemilu 2024 sehingga diharapkan masyarakat bisa mengenal pemikiran bacaleg dengan baik sejak awal.

"Jadi semata-mata hanya memperkenalkan diri mereka, tidak memperkenalkan apa isi kepalanya," kata Ray.

Lebih lanjut, pengamat politik itu juga menyebut saat ini banyak praktik politik yang cenderung melanggar asas prinsip Pemilu demokratik.

Ia lantas memberikan contoh saat Ketua Badan Anggaran DPR RI Fraksi PDI-P Said Abdullah membagikan amplop berisi uang dengan logo PDI-P di Masjid daerah Jawa Timur yang seakan dimaklumi oleh penyelenggara Pemilu.

Baca juga: Satpol PP DKI Turunkan Spanduk Ucapan Selamat Ramadhan Milik Parpol

"Nah jadi ini yang kelihatan (oleh publik), bukan ditindak malah seperti dipermaklumkan gitu, dimaklumi," ungkapnya.

Imbas dari praktik merayu pemilih dengan kegiatan material tersebut, kata Ray, bukan hanya menghilangkan substansi Pemilu, tetapi juga akan mengancam kualitas demokrasi.

"Dan juga hilangnya kesempatan kepada para pemilih untuk mengenal para kandidat melalui visi misi yang sejatinya lebih diutamakan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com