JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah Purnawirawan Tentara Negara Indonesia (TNI) disebut merasa malu dengan upaya Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang melakukan perebutan kekuasaan Partai Demokrat.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi persnya di Kantor Dewan Perwakilan Partai (DPP) Demokrat, Menteng, Jakarta.
"Bahkan, banyak senior saya di TNI dan senior KSP Moeldoko juga, merasa malu dengan perilaku KSP Moeldoko. Menurut mereka, perilaku KSP Moeldoko tidak mencerminkan sikap ksatria, apalagi sikap patriot, sebagai prajurit yang pernah digembleng di Lembah Tidar," ujar AHY pada Senin (3/4/2023).
AHY juga menyayangkan upaya perebutan tersebut dibiarkan begitu saja oleh berbagai pihak.
Baca juga: Disebut Ajukan PK soal Perebutan Demokrat, Moeldoko: Enggak Ngerti Aku
Perlu diketahui, upaya merebut kepemimpinan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat ini berlangsung sejak awal 2021.
"Tetapi yang lebih menarik sekarang, betapa perilaku tidak terpuji tersebut seolah dibiarkan begitu saja, padahal yang bersangkutan adalah Kepala Staf Presiden Republik Indonesia," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, AHY telah mendapat dukungan yang diberikan sejumlah purnawirawan TNI-Polri agar dirinya menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Anies Baswedan.
Hal itu disampaikan AHY saat menerima kunjungan 80 purnawirawan di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/4/2023).
Baca juga: AHY Tuding Moeldoko Ajukan PK untuk Gagalkan Pencapresan Anies
“Kami juga menangkap kegelisahan para senior semua yang hadir hari ini, mudah-mudahan bisa kita ubah pada saatnya nanti di 2024,” ujar AHY dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Minggu (2/4/2023).
Dukungan tersebut, menurutnya, amat berarti untuk memenangkan kontestasi elektoral 2024.
Sebab, ia mengklaim, para purnawirawan siap berjuang untuk membantu perjuangan Partai Demokrat bersama Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP).
“Bahwa bersama-sama saya, di belakang saya, ada patriot-patriot, ada senior-senior yang siap mendukung, bukan hanya restu, tapi juga bertempur bersama pada saatnya nanti,” paparnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.