Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Sebut Pertemuan Jokowi dan Megawati Bahas Pilpres dan Tahapannya

Kompas.com - 20/03/2023, 09:26 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa pertemuan empat mata antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka pada Sabtu (18/3/2023) membahas tentang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan tahapan-tahapannya.

Terkait Pilpres, kata Hasto, masih ada waktu bagi partai untuk menentukan figur yang akan diusung.

"Masih ada waktu, buat apa kita punya KPU yang telah menetapkan tahapan-tahapan pemilu kalau tidak percaya pada KPU. Dan menurut KPU September (penentuan Capres),” kata Hasto dalam keterangan yang diterima, Senin (20/3/2023).

Hasto memastikan bahwa Megawati akan mengambil keputusan yang tepat terkait sosok calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) itu.

Baca juga: Makna Sayur Lodeh di Tengah Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana

Di sisi lain, pertemuan Jokowi dan Megawati dapat dimaknai bahwa Pemilu 2024 pasti akan dilaksanakan.

"Kemarin sudah diawali dengan suatu dialog. Bayangkan dua jam empat mata antara Ibu Mega dan Pak Presiden Jokowi. Pasti itu membahas hal-hal yang sifatnya serius," jelas Hasto.

Lebih jauh, Hasto berujar sisi lain pertemuan di mana Jokowi menjamu Megawati dengan menu sayur lodeh.

Menurut Hasto, menu itu bahkan memiliki makna filosofis tersendiri. Pertama, sayur lodeh mengingatkan menu hidangan yang disajikan kepresidenan di era Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno.

"Lodeh ini menjadi hidangan yang istimewa, karena dulu Bung Karno ketika mencoba di masa-masa konfrontasi fisik, Ibu Fatmawati sempat mengadakan lomba memasak untuk mencari siapa juru masak terbaik yang bisa memasak menghadirkan sayur lodeh," ujar Hasto.

Baca juga: Jokowi-Megawati Bertemu, Pengamat: Besar Kemungkinan Bahas Ganjar dan Puan

Hasto menjelaskan, sayur lodeh memiliki arti dan filosofi tertentu bagi Indonesia yang kaya dengan citarasa.

"Sayur lodeh ini kan simbol ketika menghadapi berbagai tantangan, di situlah saripati simbolisasi keselamatan dilakukan," ungkap dia.

Hasto yang hadir dalam pertemuan itu mengakui suasana penuh keakraban antara Presiden Jokowi dan Megawati.

Ia mengatakan, pertemuan antara Jokowi dan Megawati memang dilakukan secara rutin periodik.

"Pertemuan berjalan dengan sangat baik. Membahas hal-hal strategis, tak hanya terhadap problematika bangsa saat ini, dinamika politik saat ini, tapi juga arah bagi masa depan," ujar Hasto.

Baca juga: Temui Jokowi di Istana, Megawati Ingat Memori Saat Tinggal Bersama Bung Karno

Diberitakan sebelumnya, Jokowi dan Megawati bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu.

 

Hasto menyebutkan kedua tokoh itu membicarakan agenda strategis terkait kebijakan luar negeri dan tantangan geopolitik.

Dalam pertemuan itu, dibahas bagaimana agar penguasaan ilmu pengetahuan, riset dan inovasi bisa ditingkatkan serta mewujudkan kedaulatan pangan.

Hasto juga menambahkan, pertemuan itu tak lupa membahas hal yang paling krusial di tahun politik yaitu pelaksanaan Pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com