Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hanif Sofyan
Wiraswasta

Pegiat literasi di walkingbook.org

Akhir Nasib Ferdy Sambo Bakal Berakhir seperti Robert Fratta?

Kompas.com - 14/02/2023, 13:54 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebaliknya bagi para terdakwa, putusan tersebut seharusnya menjadikan Putri merasa lebih bersalah. Bukan karena hanya menyebabkan kematian Josua, tetapi juga membuat suami yang dicintainya terancam dieksekusi mati.

Ferdy Sambo juga sudah pasti sangat kecewa dikenakan vonis maksimal. Dia berhadapan dengan kematian karena perbuatan mengatasnamakan pembelaan terhadap istri tercinta.

Sebuah kebetulan peristiwa ini terjadi di bulan Februari-Valentine days ada di dalamnya. Peristiwa paling tepat menguji kekuatan cinta yang mereka miliki masing-masing, karena cinta sejati semestinya tetap terpelihara dan diungkapkan di saat mengalami penderitaan yang dirasakan bersamaan.

Antara cinta dan benci

"Cinta dan benci adalah kata-kata yang begitu kuat, mereka juga menyebabkan begitu banyak rasa sakit."

Dibelahan lain dunia, sebulan sebelumnya pada 10 Januari 2023, seorang perwira polisi di Amerika bernama Robert Fratta sudah dieksekusi mati atas hukumannya karena melakukan pembunuhan berencana terhadap istrinya sendiri bernama Farah.

Meskipun menggunakan tangan orang ketiga, pembunuh bayaran, segala alibi Robert Fratta berhasil dipatahkan oleh institusi penegak hukum di Amerika yang dapat membuktikan pembunuhan tersebut atas permintaan Robert Fratta.

Motif pembunuhan itu dilatarbelakangi perselisihan atas hak asuh terhadap anak mereka di tengah perceraian perkawinan Robert Fratta dengan Farah.

Baik Ferdy Sambo dan Robert Fratta keduanya adalah perwira polisi, penegak hukum, tetapi terjerat hukuman mati karena pembunuhan berencana.

Jika Ferdy Sambo melakukan pembunuhan berencana karena "membela orang yang dicintainya", sedangkan Robert Fratta membunuh orang yang (pernah) dicintainya.

Cinta dan Benci ternyata hanya beda tipis. Nasib Sambo akan sama seperti Robert Fratta, berakhir pada eksekusi mati, jika vonisnya tidak berubah hingga berkekuatan hukum tetap.

Di luar itu semua, pada akhirnya sidang yang panjang dan begitu berbelit dengan segala intrik, tipu daya dan rekayasa, kita yang menyaksikan harus bisa mengambil hikmah dan pembelajarannya saja.

Jika masih ada sekuel dari ranah persidangan, semoga tetap bisa mewakili rasa keadilan. Tak menjadi preseden buruk ruang pengadilan yang saat ini tengah, memberikan respek positif pada keluarga korban dan publik yang tak kenal lelah mengawalnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com