JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman mengungkapkan, situasi di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan kondusif setelah insiden pilot dan penumpang pesawat Susi Air hilang kontak.
"Tidak seperti segenting apa yang kita dengar sebetulnya. Di situ, komando kewilayahan di sana, kodim (komando distrik militer) maupun koramil (komando rayon militer) masih kondusif," ujar Dudung usai Rapim TNI AD di Markas Besar AD, Jakarta, Jumat (10/2/2023).
Dudung menyebutkan bahwa TNI AD menambah pasukan untuk mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang merupakan warga negara Selandia Baru.
"Tinggal pasukan yang nanti akan dikirim, bagaimana untuk mengantisipasi. Ya mudah-mudahan pilot ini segera ditemukan," kata Dudung.
Baca juga: Pangdam Cenderawasih Sebut TNI Sudah Peringatkan Susi Air Ada Ancaman KKB di Paro Nduga
Namun demikian, Dudung merahasiakan satuan mana yang akan diberangkatkan, termasuk jumlah personelnya.
"Wah, itu rahasia. Tidak boleh," kata Dudung.
Diberitakan sebelumnya, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyebutkan bahwa keberadaan Philips yang hilang kontak sesaat setelah mendarat di Bandara Paro, telah terdeteksi.
"Belum (ditemukan), tapi sudah terdeteksi. Makanya tadi sudah kami evakuasi 15 (pekerja bangunan puskemas), prioritasnya sekarang ini untuk mencari pilotnya," ujar Yudo Margono usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Adapun 15 pekerja yang dimaksud Yudo itu awalnya membangun puskesmas di Paro.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) mencurigai mereka sebagai anggota TNI dan BIN, pada Sabtu (4/2/2023). Para pekerja lalu kabur.
Baca juga: Pesawat Susi Air Dibakar, Wapres Perintahkan Aparat Kejar Para Perusuh
Kemudian, pada Selasa (7/2/2023), datang pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY yang dipiloti Philips dan ditumpangi lima orang tiba di Bandara Paro.
KKB kemudian membakar pesawat itu. Menurut Yudo, pilot dan lima penumpang kabur menyelamatkan diri ke arah yang berbeda.
"Iya, lain (pilot dan penumpang terpisah)," kata Yudo.
Ia mengatakan, lima penumpang pesawat itu telah kembali ke rumah masing-masing karena warga setempat atau orang asli Papua (OAP). Sementara itu, 15 pekerja dievakuasi ke Timika.
"Untuk penumpang saat ini semuanya sudah bisa diamankan, sudah dievakuasi. Enggak ada (penyanderaan)," ujar Yudo.
Pesawat Susi Air itu hilang kontak sesaat usai mendarat di Bandara Paro, Selasa (7/2/2023).
Perwakilan Susi Air Donal Fariz menyampaikan, awalnya pesawat itu hilang kontak pada pukul 06.17 WIT. Lalu, pesawat itu dilaporkan terbakar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.