Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hamid Awaludin

Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia.

Obituari Ferry Mursyidan Baldan: Pria yang Berada di Mana-mana

Kompas.com - 03/12/2022, 11:52 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BERITA duka itu datang menggelegar, saya terima pada siang hari, tanggal 2 Desember 2022. Ferry Mursyidan Baldan telah menghadap pada Sang Pencipta.

Saya pun teringat, sehari sebelumnya, sekira pukul 11 siang hari, di tangga Ballroom Hotel Bidakara, saya bersama beberapa pengurus Palang Merah Indonesia, sedang berpose.

Tak lama kemudian, saya bergegas menuju mobil untuk menemani Jusuf Kalla ke Makassar. Tak dinyana, Ferry menarik lengan saya dari belakang.

“Tunggu dulu bro, jangan buru-buru pergi. Kita bersamalan dulu. Jangan-jangan kita tidak sempat lagi bersalaman di kesempatan lain,” kata Ferry sembari menggoyang-goyang lengan saya.

Entah ini suara alam ataukah firasat panggilan Sang Pencipta yang direfleksikannya melalui ucapan.

Ferry seolah ingin menegaskan bahwa ia hendak pergi untuk selamanya. Ia ingin berpamitan.

Saya tak menyangka, ucapan itu adalah kata-kata terakhir yang dilafalkan ke saya di bumi ini. Selamat jalan kawanku. Saya pun teringat lirik lagu Samsons:

Terlarut aku dalam kesendirian
Saat aku menyadari
Tiada lagi dirimu kini

Tak akan terganti
Setiap kenangan yang telah terukir
Kan terendap indah dan melekat di hati.

Setiap orang yang mengenalnya, pasti selalu merasa dekat dengan dirinya. Kehangatan dan kepiawaiannya dalam bergaul, selalu mengukir kenangan indah yang abadi bagi orang tersebut. Begitulah Ferry.

Lalu, kita pun bersedih atas kepergiannya karena kita yakin bahwa kehangatan itu pelik kita temukan pada diri orang lain.

Total sebagai aktivis

Hidup Ferry, sejak masih belia hingga ajal menjemputnya, adalah kehidupan aktivis. Ia tidak ingin hidupnya bebas dari lingkaran dan kerumunan orang.

Ia sangat alergi dengan ketenangan dan kesenyapan pribadi. Ia telah mewakafkan dirinya untuk komitmen kehidupan sosial kemasyarakatan.

Tepian waktu dan usianya, telah ia ketepikan. Ia seolah mencabut hak-hak keluarga atas dirinya demi komitmennya itu. Maka, ia seakan tak mengabaikan lagi soal daya tahan tubuh dan kesehatannya demi itu semua.

Sebagai aktivis, Ferry berjelajah tanpa tepian. Nihil sekat. Defisit dalam membedakan orang berlatar etnis, ras, gender, latar belakang sosial-ekonomi serta afiliasi politik. Begitu juga soal keyakinan.

Bagi Ferry, komitmen untuk memperbaiki kualitas dan pemberdayaan kehidupan masyarakat, telah melampaui sekat-sekat tersebut.

Karena itu, kita bisa menemukan Ferry selalu hadir di berbagai lembaga, baik formal maupun informal.

Wilayah jelajahnya yang begitu luas, memungkinkan Ferry seakan bisa bersandar di dermaga apa pun yang dimiliki oleh siapa pun. Ia adalah sahabat siapa saja.

Badannya enteng meliuk ke kiri dan kanan, hanya untuk menyapa. Pikirannya ringan dan tanpa beban, hanya untuk membuat orang lain bergembira.

Ia menampik untuk terpaku pada sebuah sudut henti dalam berinteraksi. Ia selalu bagai burung, mengepakkan sayapnya, berkelana secara bebas di udara.

Dari sinilah mengapa Ferry memiliki banyak teman. Di mana pun dalam wilayah nusantara kita, termasuk di pelosok-pelosok, Ferry pasti selalu memiliki sahabat, minimal orang yang pernah bersentuhan dengan dirinya.

Dengan kepribadian serta kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi seperti ini, Ferry sangat sukses menggolkan Rancangan Undang-Undang Pemerintahan Aceh menjadi Undang-Undang No 11 Tahun 2006.

Undang-Undang ini lahir sebagai konsekuensi Memoradum of Understanding perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka. Ferry ketika itu, adalah anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar. Ia adalah Ketua Pansus.

Saya sanksi, andaikan bukan kepiawaian Ferry dalam melakukan lobi dan berkomunikasi di DPR RI, undang-undang tersebut belum tentu bisa lahir.

Maklum, seusai penandatangan perjanjian damai Helsinki, masih ada parpol di DPR RI yang menantang perjanjian tersebut.

Suasana batin bangsa bangsa kita kala itu, belum menyatu untuk menerima kenyataan bahwa Aceh telah damai.

Di saat-saat itulah persahabatan saya dengan Ferry kian mengental. Tiada masalah yang dihadapi di DPR, tanpa mendiskusikannya dengan saya.

Kalaulah kita ingin memotret dan menempatkan jasa serta nilai kepahlawanan Ferry buat keutuhan bangsa ini, kita harus memberinya penghargaan atas jasanya dalam menggolkan undang-undang tersebut. Aceh kini sungguh-sungguh sudah menjadi Darussalam atau pondok kedamaian.

Ferry memang telah berhenti dalam jabatan politik. Namun, adrenalinnya untuk kegiatan sosial, sama sekali tidak pernah menunjukkan gelagat surut. Ferry tetap berada di gelanggang sosial hingga ajal menjemputnya.

Ia menjadi pengurus yang sangat aktif di Palang Merah Indonesia. Ia kembali berkelana dalam wilayah nusantara. Sebuah kegiatan yang selalu membuatnya keasyikan mengarungi hidup ini.

Dari semua itu, saya ingin mengantar sahabat saya itu, almarhum Ferry Mursyidan Baldan, berangkat ke keabadiannya dengan lirik lagu Samsons lagi:

Semua rasa ini
Kenangan yang tlah terukir
Tak akan berahir di hati

Tak akan berganti
Semua rasa ini tak akan berahir.

Selamat jalan sahabatku.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

UPDATE BNPB: 19 Orang Meninggal akibat Banjir Bandang di Agam Sumbar

Nasional
KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

KNKT Investigasi Kecelakaan Bus Rombongan Siswa di Subang, Fokus pada Kelayakan Kendaraan

Nasional
Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Partai Buruh Berniat Gugat Aturan Usung Calon Kepala Daerah ke MK

Nasional
Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com