JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai acara relawan Presiden Joko Widodo, Gerakan Nusantara Bersatu tak perlu diadakan.
Pasalnya, sebagai Presiden RI, Jokowi adalah milik semua warga bukan hanya relawannya.
“Jokowi adalah Presiden-nya seluruh rakyat Indonesia termasuk relawan,” kata Ari Junaedi kepada Kompas.com, Senin (28/11/2022).
Menurutnya, berbagai gerakan relawan itu justru mendegradasi pencapaian Jokowi.
Baca juga: PDI-P ke Relawan Jokowi: Jangan Reduksi Keberhasilan Jokowi dengan Manuver Tak Berguna untuk Rakyat
Sebab, dalam gelaran pemilu, yang berhak memberikan tiket atau mengusung figur pemimpin adalah partai politik (parpol).
“Jokowi begitu memberi perhatian kepada relawan, mengingat urusan pencapresan adalah domain partai-partai politik,” ujarnya.
Ari juga menyayangkan kedatangan Jokowi dalam acara tersebut, termasuk sikapnya yang memberi sinyal dukungan pada figur calon presiden (capres) tertentu.
Dalam pandangannya, harus ada orang dekat Jokowi yang mengingatkan agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu fokus pada pekerjaannya.
“Harusnya ring 1 disekitaran Jokowi memberi saran kepadanya untuk tidak datang ke acara tersebut. Jelang akhir pemerintahan, Jokowi harusnya lebih mempertebal legacy,” kata Ari.
Baca juga: PDI-P Sesalkan Acara Reuni Relawan Jokowi di GBK: Kebaikan Presiden Dimanfaatkan
Ia mengatakan, Gerakan Nusantara Bersatu justru menimbulkan konflik dengan berbagai parpol pendukung pemerintah. Salah satunya parpol Jokowi sendiri, PDI-P.
Situasi itu, menurut Ari, justru mengganggu dinamika politik internal parpol jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Gerakan Nusantara Bersatu kemarin sukses membuat tersinggung elite-elite PDI-P tetapi menurut saya justru kontraproduktif,” ujarnya.
“Biarkan proses pencalonan presiden di masing-masing partai berproses,” kata Ari lagi.
Baca juga: Kerap Obral Endorsement, Jokowi Dinilai Belum Tentukan Dukungan Tetap ke Kandidat Capres 2024
Diketahui Jokowi menghadiri acara Gerakan Indonesia Bersatu di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Sabtu (26/11/2022).
Dalam gelaran itu, Jokowi menyampaikan agar relawannya memilih calon pemimpin dengan sejumlah ciri. Salah satunya berambut putih.
Sebab, menurut Jokowi, pemimpin dengan banyak kerutan dan berambut putih berarti banyak berpikir untuk masyarakat.
"Kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati hati. Lihat juga, lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," ujar Jokowi.
Baca juga: Prabowo Pamer Rambut Putih Merespons Ucapan Jokowi soal Pemimpin Berambut Putih
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.