JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menduga, Partai Nasdem tak ingin kehilangan kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju pimpinan Presiden Joko Widodo.
Oleh karenanya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersikukuh menyatakan hubungannya dengan Jokowi baik-baik saja kendati diisukan renggang pascadeklarasi pencalonan presiden Anies Baswedan.
"Tentu saja Nasdem akan berupaya keras agar tetap berada di dalam kabinet sampai akhir," kata Ray kepada Kompas.com, Minggu (13/11/2022).
Baca juga: Surya Paloh: Kalau Ada yang Bilang Jokowi Emoh ke Nasdem, Itu Sengaja Ingin Rusak Hubungan
Menurut Ray, Nasdem tetap membutuhkan para kadernya berkiprah di pemerintahan. Apalagi, partai yang dimotori Surya Paloh itu punya tiga kursi menteri di kabinet yakni Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK), serta Menteri Pertanian.
Surya Paloh, menurut Ray, juga tidak ingin partainya terlihat jelas sebagai oposisi pemerintahan kini. Sebab, hal itu bakal menyulitkan posisi elektoral Nasdem.
Dengan mengusung Anies Baswedan sebagai capres, Nasdem mungkin akan menerima limpahan elektabilitas. Namun, angkanya diprediksi tidak besar.
Diperkirakan, coat-tail effect atau efek ekor jas lebih banyak didulang Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ketimbang Nasdem.
Padahal, dengan mengusung Anies, pemilih moderat Nasdem akan beralih lantaran partai yang semula mereka dukung terlihat sebagai oposisi Jokowi.
Baca juga: Soal Nasib Nasdem di Kabinet, Surya Paloh: Terserah, Bola di Tangan Presiden
Oleh karenanya, Ray mengatakan, Nasdem tetap perlu terlihat mendukung Jokowi agar tak banyak dirugikan secara elektoral.
"Suasana sekarang, Nasdem lebih membutuhkan tetap berada di kabinet daripada Pak Jokowi terhadap Nasdem," ujarnya.
Kendati demikian, menurut Ray, posisi Nasdem di kabinet tetap tidak aman. Dia menduga, selambat-lambatnya Jokowi akan mencopot menteri Nasdem pada Februari 2023.
Dari tiga kursi, sosok Menkominfo Johnny G Plate dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memungkinkan diganti. Sementara, Menteri LHK Siti Nurbaya mungkin dipertahankan karena kinerjanya baik.
Ray mengatakan, Jokowi butuh ketenangan untuk menyelesaikan sisa masa jabatannya hingga 2024 mendatang. Sementara, keberadaan Nasdem di pemerintahan terus menuai pro dan kontra setelah deklarasi pencapresan Anies Baswedan.
"Pak Jokowi butuh ketenangan politik, sementara Nasdem butuh riuh rendah politik," kata Ray.
"Jadi, pilihannya memang dua, mundur atau dimundurkan," lanjutnya.