Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Bandung, Jokowi Kembali Minta Pendukungnya Tak Buru-buru Jatuhkan Pilihan Capres 2024

Kompas.com - 28/08/2022, 13:24 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden RI Joko Widodo kembali meminta para pendukungnya untuk tidak gegabah dalam menjatuhkan pilihan terhadap sosok yang akan didukung pada Pilpres 2024.

Hal itu ia sampaikan di hadapan massa pendukungnya dalam forum Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang digelar di Gedung Youth Center, Sport Center Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8/2022).

"Sebelum masuk ke sini, kita berbicara di ruang tunggu, banyak yang berbisik-bisik kepada saya, 'Pak, politiknya seperti apa 2024, kita dukung siapa?'" ungkap Jokowi.

"Sekali lagi, kita harus kompak," lanjut dia.

Baca juga: Didukung 3 Periode saat Musyawarah Rakyat, Jokowi: Konstitusinya Enggak Boleh

Ia kemudian menjawabnya bukan dengan nama kandidat yang akan didukung, melainkan imbauan untuk tidak terburu-buru.

"Kita harus kade (berhati-hati). Setuju, ndak? Hati-hati," ucap Jokowi.

"Ulah gurunggusuh (jangan gegabah), ulah (jangan) buru-buru. Ulah lepat (jangan salah). Jangan salah kita menentukan siapa, setuju?"

Ia kemudian mengulang-ulang kata yang sama, yaitu ulah gurunggusuh, ulah buru-buru, ulah lepat.

"Jangan keliru, jangan salah menentukan sikap, setuju ndak?" kata Jokowi.

"Terus ada yang tanya lagi, 'Siapa Pak?'" lanjut dia.

Baca juga: Bertemu Relawan di Istana, Jokowi Minta Tak Buru-buru Beri Dukungan untuk Pilpres 2024

Jokowi menilai, pertanyaan itu tidak tepat untuk dilontarkan kepadanya, melainkan seharusnya disampaikan dalam forum Musra.

"Ya nanti, ini forumnya, (di) Musra ini ditanya, siapa," ucap Jokowi.

Massa pendukung Jokowi kemudian melontarkan dukungan justru kepada Jokowi buat maju untuk kali ketiga pada 2024.

Jokowi hanya mengatakan bahwa ia akan taat pada konstitusi dan kehendak rakyat.

Sebelumnya, permintaan dari Jokowi untuk para pendukungnya agar tidak terburu-buru dalam mendukung kandidat pada 2024 mendatang juga sempat disampaikan.

Dalam berbagai kesempatan bertemu relawan pendukungnya, Jokowi kerap mengingatkan agar mereka tidak terburu-buru menentukan dukungan pada Pilpres 2024.

Baca juga: Jokowi: Banyak yang Bisik-bisik ke Saya, Niki Dukung Sinten, Nggih?

Saat bertemu relawan Sapulidi di Surabaya, Minggu (21/8/2022), Jokowi kembali berpesan agar mereka tidak tergesa-gesa.

Mantan wali kota Solo ini menceritakan, banyak yang bertanya kepadanya mengenai sosok yang bakal didukungnya pada Pilpres 2024.

"Pak, niki dukung sinten nggih, Pak (Pak ini dukung siapa ya, Pak?)," ujar Jokowi.

Pertanyaan itu kemudian dijawab Jokowi dengan meminta relawan untuk tidak tergesa-gesa menentukan pilihan.

"Jangan terburu-buru, jangan tergesa-gesa. Ojo nganti keliru (jangan sampai keliru)," ucap dia.

Oleh karena itu, Jokowi berpesan agar relawannya rileks soal politik.

"Santai-santai mawon urusan politik (santai-santai saja urusan politik)," ungkap dia.

Baca juga: Ditanya Siapa yang Didukung di Pilpres, Jokowi: Bisikin Saya Hasil Musyawarah Rakyat

Joko Widodo juga meminta pendukungnya yang tergabung dalam organisasi Pejuang Bravo Lima agar tidak terburu-buru dalam menentukan calon presiden yang akan didukung pada Pilpres 2024.

Bravo Lima merupakan organisasi pendukung Jokowi yang diinisiasi oleh Letjen (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan, yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi.

Sejumlah purnawirawan TNI yang tergabung dalam relawan Bravo 5 adalah Kasum TNI Letjen (Purn) Suaidi Marasabessy, Letjen TNI (purn) Sumardi, Mayjen TNI (purn) Heriyono Harsoyo, Mayjen TNI (purn) Zainal Abidin, Mayjen TNI (purn) Heriyadi, Brigjen TNI (purn) Paulus Prananto dan mantan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI (purn) Marsetio.

Tim relawan itu lantas diresmikan menjadi organisasi massa pada 1 Februari 2020 dan namanya diubah menjadi Pejuang Bravo Lima (PBL).

Fachrul Razi, mantan menteri agama di periode kedua kepemimpinan Jokowi, terpilih menjabat sebagai Ketua Umum PBL, sedangkan Luhut sebagai pembina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com