JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (Zulhas) didorong maju menjadi calon presiden (capres) ataupun calon wakil presiden (cawapres) oleh kadernya.
Mereka berteriak "Zulhas presiden" di acara bertajuk 'Silaturahmi Akbar dan Pembekalan Bacaleg DPR RI Partai Amanat Nasional' di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, siang ini.
Dalam acara itu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PAN Hatta Rajasa mendorong Zulhas harus percaya diri maju sebagai kandidat capres atau cawapres.
Baca juga: Senyum Erick Thohir Saat Ditanya Kemungkinan Jadi Capres Usai Hadiri Acara Internal PAN
"Ketua Umum harus percaya diri maju dalam pilpres mendatang. Ketum Zulhas harus kita dorong maju jadi capres atau cawapres. Dulu saya juga begitu saat memimpin partai. Soal nanti bagaimana, kita berjuang dulu sampai batas maksimal," ujar Hatta Rajasa dalam keterangan pers yang disiarkan PAN, Minggu (5/6/2022).
Menanggapi dukungan dari kader dan Hatta Rajasa itu, Zulhas merespons dengan santai.
Zulhas menegaskan, PAN akan terus bekerja keras. Dia menyebut dirinya memang bisa-bisa saja dicalonkan.
“Yang jelas PAN terus bekerja keras. Kita fokus pemenangan pemilu. KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) memulai tradisi baru dalam politik Indonesia, menggerakkan politik gagasan. Soal capres-cawapres, belum. Tapi Pak Airlangga layak dicalonkan, Pak Harso layak, tentu Ketum PAN juga bisa," kata Zulhas.
Baca juga: Partai Golkar, PAN dan PPP Tanda Tangani Nota Kesepahaman KIB
Sementara itu, dalam survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang diselenggarakan 15 Mei-30 Juni, elektabilitas PAN naik menjadi 4,9 persen.
PAN tercatat lebih unggul dari mitra koalisinya di KIB, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang mendapatkan tingkat keterpilihan sebesar 2,4 persen.
Kemudian, untuk Partai Golkar, yang sejak awal memang lebih tinggi dari PAN dan PPP, masih tetap bertahan di angka 9,7 persen.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menyebut seharusnya Zulhas menjadi semakin percaya diri dengan naiknya elektabilitas PAN.
“Peningkatan ini adalah imbas dari inisiasi Zulkifli Hasan membangun Koalisi Indonesia bersatu, karena momentumnya berdekatan. Situasi ini seharusnya membuat Zulhas atau PAN lebih percaya diri untuk menentukan tokoh utama di kandidasi Pilpres 2024," tutur Dedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.