JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengimbau masyarakat untuk tetap menggunakan masker, meski pemerintah berencana kembali melonggarkan penggunaan masker di tengah pandemi Covid-19.
Pandu mengatakan, penggunaan masker tidak hanya melindungi dari penularan virus corona, tetapi juga virus lain seperti flu dan polusi udara.
"Tetaplah pakai masker, enggak perlu dilepas. Masalahnya ancaman penyakit itu bukan hanya Covid-19, tapi flu dan polusi udara," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/5/2022).
Pandu mengatakan, individu tetap bisa menggunakan masker saat berinteraksi dengan individu lain dan banyak orang di perkantoran atau ruang publik lainnya agar terlindungi dari penularan virus.
Baca juga: Soal Bebas Masker, Menkes Sebut Tunggu Perkembangan Covid-19 pada Juni
"Kalau enggak pakai masker juga tidak apa-apa, tapi saya anjurkan pakai masker dan protokol kesehatan lainnya, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak sebaiknya tetap ada, karena itu budaya yang bagus," ujarnya.
Di samping itu, Pandu menilai, kasus Covid-19 masih terkendali setelah liburan Lebaran karena hampir 99,2 persen masyarakat di Pulau Jawa-Bali sudah memiliki imunitas terhadap Covid-19.
Namun, ia juga mengatakan, penurunan kasus Covid-19 bisa terjadi karena pemeriksaan (testing) menurun sehingga deteksi kasus positif Covid-19 menjadi turun.
"Tapi, artinya kita harus melihat evaluasi pandemi, tiga hal yang harus dilihat, yaitu kasus positif, hospitalisasi, dan kasus kematian, kasus meninggal turun drastis dan yang dirawat di RS juga turun," tuturnya.
Lebih lanjut, Pandu memprediksi status pandemi Covid-19 akan dicabut pada Agustus mendatang.
"Paling telat targetnya Agustus (status pandemi dicabut)," ucap dia.
Baca juga: Update Corona Global 30 Mei: Korut Longgarkan Pembatasan Covid-19
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, jika kasus Covid-19 relatif masih terkendali, bukan tidak mungkin pemerintah melonggarkan kebijakan penggunaan masker sepenuhnya atau bebas masker
Budi mengatakan, saat ini, pemerintah masih menunggu perkembangan kasus Covid-19 hingga pertengahan Juni 2022.
"Kita masih menunggu sampai pertengahan Juni, karena biasanya kenaikan itu terjadi 30-35 hari sesudah pemberlakuan kebijakan ini (pelonggaran masker), kalau memang kasusnya relatif lebih baik, kita juga akan lakukan sero survei sekali lagi di bulan Juni, kalau hasilnya baik mudah-mudahan bisa secara bertahap kita lakukan relaksasi," kata Budi dalam keterangan tertulis melalui laman resmi Kemenkes RI, Senin (30/5/2022).
Budi mengatakan, penurunan kasus Covid-19 tak menurunkan tekad pemerintah untuk terus menggencarkan vaksinasi Covid-19.
Ia menekankan, akselerasi vaksinasi tetap digalakkan untuk mencapai kekebalan kelompok yang merata.