Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhadjir Kenang Buya Syafii Maarif: Beliau Selalu Blak-blakan Membela Saat Melihat Ketidakadilan

Kompas.com - 27/05/2022, 14:48 WIB
Mutia Fauzia,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan duka cita atas wafatnya mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif.

Buya Syafii Maarif, begitu sapaan akrabnya, meninggal dunia di DI Yogyakarta (DIY) pada Jumat (27/5/2022) pagi.

"Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un. Saya mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya cendekiawan Muhammadiyah Buya Syafii," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (27/5/2022).

Baca juga: Ketua DPR Kenang Buya Syafii sebagai Sosok Pengayom dan Bijaksana

Muhadjir mengatakan, Buya Syafii merupakan sosok pribadi yang sangat sederhana dan memiliki komitmen kebangsaan yang sangat kuat.

Ia pun menilai, Buya Syafii sebagai sosok yang selalu blak-blakan membela saat melihat ketidakadilan.

“Beliau selalu blak-blakan membela ketika melihat ketidakadilan, mengedepankan persatuan & toleransi. Bangsa Indonesia sungguh kehilangan bapak bangsa,” ungkap Muhadjir.

Baca juga: Buya Syafii Maarif Telah Pesan Makamnya Sendiri sejak Februari 2022

Kepada seluruh masyarakat muslim khususnya, Muhadjir meminta doa dan kesediaannya untuk turut melaksanakan sholat ghaib untuk Buya Syafii.

“Semoga Allah SWT menghapus segala dosa beliau, menerima setiap amal ibadahnya, melapangkan kuburnya dan menerima dalam surga-Nya,” ujar Muhadjir.

Baca juga: PBNU Kenang Buya Syafii: Salah Seorang Ulama dan Cendekiawan Terbaik Bangsa Indonesia

Buya Syafii sebelumnya sempat dua kali dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman akibat serangan jantung ringan dan gejala sesak napas.

"Wafatnya Buya Syafii merupakan duka bukan hanya untuk warga Muhammadiyah, tetapi juga Indonesia," kata Muhadjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Eks Anak Buah SYL Beri Tip untuk Paspampres, Gratifikasi Disebut Jadi Kebiasaan

Nasional
TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

TPN Resmi Dibubarkan, Hasto Tegaskan Perjuangan Tetap Dilanjutkan

Nasional
Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Kelakar Jokowi soal Kemungkinan Pindah Parpol Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
 Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Gerindra Sebut Indonesia Negara Besar, Wajar Kementerian Diperbanyak

Nasional
Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Satu Pejabat Pemprov Malut Jadi Tersangka Baru Kasus Gubernur Abdul Ghani Kasuba

Nasional
RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

RI Ajukan Penyesuaian Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae ke Korsel, Kemenhan Jelaskan Alasannya

Nasional
 Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Prabowo Disebut Ingin Tambah Jumlah Kementerian, Jokowi Klaim Tak Beri Masukan

Nasional
Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Menag Bertolak ke Arab Saudi Cek Persiapan Ibadah Haji untuk Jemaah Indonesia

Nasional
Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic', Jokowi: Benar Dong

Luhut Ingatkan Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic", Jokowi: Benar Dong

Nasional
Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Ganjar Harap Buruknya Pilpres 2024 Tak Dikloning ke Pilkada

Nasional
Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Bea Cukai Jadi Sorotan Publik, Pengamat Intelijen: Masyarakat Harus Beri Dukungan untuk Perbaikan

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Rp 37 Miliar karena Kabulkan PK Eks Terpidana Megapungli di Pelabuhan Samarinda

Nasional
Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Ditanya soal Ikut Dorong Pertemuan Megawati-Prabowo, Jokowi Tersenyum lalu Tertawa

Nasional
Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com