Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Hepatitis Akut, Pemerintah Diharapkan Belajar dari Deteksi Dini Covid-19

Kompas.com - 08/05/2022, 15:01 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, menyebutkan pemerintah diharapkan belajar dari sistem deteksi dini dan pengawasan biologis (bio surveilans) dalam masa pandemi Covid-19, guna menelusuri kasus hepatitis akut misterius yang terjadi di Indonesia.

Menurut Dicky, dari pengalaman yang didapat pada pandemi Covid-19, praktik bio surveilans harus dibangun dari fasilitas kesehatan sampai tingkat dasar. Yakni dimulai dari praktik pribadi, klinik, puskesmas sampai ke rumah sakit.

Bio surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistemik. Itu dilakukan secara terus menerus, serta diperlukan penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.

"Ini akan memberikan suplai informasi data yang memadai. Bila terjadi atau munculnya suatu penyakit baru. Bisa juga karena ada perubahan penyakit yang ada," kata Dicky seperti dikutip dari Tribunnews, Minggu (8/5/2022).

Baca juga: Soal Usul Penundaan PTM akibat Hepatitis Akut, Ini Kata IDAI

Menurut Dicky, salah satu pelajaran yang didapat dari pandemi Covid-19 adalah pemerintah di seluruh negara di dunia harus memperkuat sistem kesehatan dan deteksi dini.

Dalam menyikapi kasus hepatitis akut, kata Dicky, diperlukan peningkatan dan perbaikan dari sistim bio surveilans.

Selain itu, Dicky menekankan pentingnya pemerintah membangun komunikasi yang baik, terbuka guna membangun argumen yang berdasarkan keilmuan dengan masyarakat terkait fenomena hepatitis akut misterius supaya tidak ada prasangka buruk. Selain itu, dia berharap pemerintah ikut serta berkolaborasi dengan negara lain guna mengikuti perkembangan dan berbagi data tentang penyakit itu guna memudahkan deteksi dini.

Menurut Dicky, kerja sama dengan negara lain penting dilakukan karena menurut dia kemampuan Indonesia dalam hal deteksi dini atau sikuensing masih terbatas.

Baca juga: IDAI: Tak Ada Kaitan Hepatitis Akut dengan Vaksinasi Covid-19

Secara terpisah, Epidemiolog Hermawan Saputra mengatakan, cara paling utama yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi hepatitis akut misterius itu adalah dengan menjaga kebersihan diri, makanan, dan lingkungan, termasuk anak-anak.

Dia berharap masyarakat menyadari pentingnya hidup bersih dan sehat supaya tidak memicu penyakit.

"Jadi tidak hanya berkaitan dengan virus, ada kuman, bakteri, dan juga berbagai mikroorganisme lain yang menjadi penyebab penyakit menular seperti protozoa juga bisa dicegah dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Ini pencegahan yang paling utama," kata Hermawan saat dihubungi Kompas.com, Minggu (8/5/2022).

"Jadi anak-anak harus kita berikan keteladanan, pengajaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat, dan kebiasaan cuci tangan adalah salah satunya," ucap Hermawan.

Hermawan mengatakan, bila ada anak-anak yang merasakan demam, diare, atau gejala yang berkaitan dengan penyakit-penyakit gangguan pada bagian perut yang mendadak muncul atau akut supaya segera memeriksakan diri ke dokter. Menurut dia itu adalah cara yang tepat supaya dokter bisa melakukan deteksi dini dan segera melakukan penanganan yang tepat dan menentukan apakah terjadi infeksi hepatitis akut atau tidak.

Baca juga: Dinkes DKI: Belum Ada Tambahan Kasus Suspek Hepatitis Akut di Jakarta

Sampai saat ini, kata Hermawan, belum ditemukan penyebab utama kasus hepatitis akut. Para pakar masih menelaah apakah penyakit itu diakibatkan oleh infeksi adenovirus atau terkait dengan riwayat SARS-CoV-2 yang menyerang anak-anak pada tahun sebelumnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta masih terus menginvestigasi faktor risiko kasus hepatitis akut yang menyebabkan kasus kematian pada 3 anak yang dirawat di RS dr. Cipto Mangunkusumo pada 1 Mei 2022 lalu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com