JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerindra DKI Jakarta disebut harus sigap mengambil langkah di tengah kemelut pencopotan M Taufik dari posisi Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Wakil Gubernur DKI Jakarta yang kini menjabat Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, disebut harus bisa memanfaatkan posisinya untuk melakukan persiapan menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024 mendatang. Sebab, jika dampak negatif dari kemelut akibat pencopotan Taufik tidak bisa ditanggulangi maka diperkirakan bisa berdampak terhadap perolehan suara partai.
"Partai Gerindra DKI Jakarta bisa lebih melakukan kapitalisasi terhadap posisi Riza Patria sebagai wakil gubernur DKI untuk strategi meningkatkan suara partai di ibu kota pada pemilu 2024," kata peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (5/4/2022).
"Posisi strategis yang dimiliki saat ini sebagai wakil gubernur DKI Jakarta harus dapat dimaksimalkan bagi pemenangan partai di pemilu mendatang," ujar Bawono.
Baca juga: DPD Gerindra Bantah Copot Jabatan Wakil Ketua DPRD M Taufik karena Doakan Anies Jadi Presiden
Bawono mengatakan, pencopotan M Taufik oleh Partai Gerindra dari posisi wakil ketua DPRD DKI Jakarta cukup mengejutkan. Sebab, kata dia, Taufik adalah politikus Gerindra yang kariernya mengilap.
Hal itu dibuktikan Taufik dengan membantu memenangkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaya Purnama (Ahok), serta duet Anies Baswedan dan Sandiaga Uno masing-masing dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 dan 2017.
Apalagi Taufik sudah memimpin DPD Partai Gerindra DKI Jakarta selama 13 tahun.
Riza yang kerap disapa Ariza ditarik dari DPR RI untuk mengisi jabatan Wakil Gubernur DKI pada 15 April 2020. Ia mengisi pos yang ditinggalkan Sandiaga Uno.
Baca juga: Bantah Pindah Partai Usai Dicopot Jadi Wakil Ketua DPRD, M Taufik: Saya Masih di Gerindra
Baru 6 bulan menjabat Wakil Gubernur, Ariza sudah menggeser posisi M Taufik di Gerindra DKI. Ariza didapuk menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta pada 18 Oktober 2020.
Mekanisme pemilihannya bukan dilakukan secara musyawarah, melainkan penunjukan langsung oleh Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto.
Tak jelas alasan Prabowo mencopot M Taufik saat itu. Ariza hanya menyatakan bahwa pergantian itu hanyalah bentuk regenerasi.
“Karena sudah lama, DPP dalam hal ini Pak Prabowo merasa perlu ada regenerasi, jadi saya yang ditunjuk (jadi Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta),” kata Ariza di Balai Kota, Oktober 2020.
Ariza saat itu pun memuji sosok M Taufik sebagai tokoh berprestasi yang membesarkan Partai Gerindra di wilayah Ibu Kota.
Baca juga: Soal Isu Pindah Partai, M Taufik: Kita Lihat Bulan Depan
“Banyak prestasi yang dibuat oleh Pak Taufik, yaitu memenangkan dua kali Pilkada (tahun 2012 dan 2017), kemudian meningkatkan perolehan kursi di DPRD,” kata Ariza.
Kursi Gerindra di DPRD DKI memang terus merangkak naik sejak dipimpin M Taufik pada 2008 lalu. Bahkan, Gerindra selalu berada di posisi kedua dalam perolehan suara untuk DPRD DKI Jakarta pada Pileg 2014 dan 2019.
Meski dicopot dari Ketua DPD Gerindra DKI, M Taufik pun tetap diberi jabatan sebagai Ketua Dewan Penasihat.
M Taufik mengaku tidak mempermasalahkan pencopotannya dari kursi Wakil Ketua DPRD DKI. Ia hanya pasrah saat Ariza memberitahukan kabar pencopotan itu.
"Ariza bilang saya mau diganti, saya bilang enggak apa-apa ganti saja itu hak partai," kata Taufik.
"Enggak ada masalah menurut saya. Kita kan kapan jabatan datang, kapan dicopot, sebelum kita lahir udah ada catatannya," sambungnya.
Baca juga: Respons M Taufik Saat Tahu Bakal Dicopot sebagai Wakil Ketua DPRD DKI
Meski tak akan melawan keputusan partainya, Taufik juga membuka kemungkinan untuk pindah ke partai lain dalam waktu dekat. Menurut dia, kemungkinan untuk berpindah partai tidak tertutup karena politik bersifat dinamis.
"Sampai saat ini sih belum ya (ada niat pindah partai). Belum tahu, nanti waktunya. Kan saya masih di Gerindra. Kita lihat bulan depanlah," sambung Taufik.
Menurut Bawono, setelah Taufik dicopot dari posisi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ada kemungkinan sejumlah partai politik lain mulai gencar merayu supaya dia mau bergabung. Sebab, pengalaman Taufik yang dinilai sukses meningkatkan perolehan suara dan kursi Partai Gerindra di DKI Jakarta menjadi nilai lebih di mata partai politik lain.
"Pengalaman dan jam terbang M Taufik tentu akan menjadi nilai plus di mata partai-partai lain. Kalau M Taufik akan berpindah partai, tentu akan berpindah menuju partai dapat memberikan tawaran sangat baik," ujar Bawono.
Jika Taufik sampai hengkang dari Gerindra, maka menurut Bawono itu adalah kerugian besar bagi mereka.
"Kerugian dari sisi pengalaman dan jam terbang juga jaringan tentu saja akan dialami oleh Partai Gerindra. Ini tergantung bagaimana mitigasi dilakukan oleh Partai Gerindra DKI Jakarta pascapencopotan M Taufik," ucap Bawono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.