Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Peran WHO Belum Mencakup Banyak Hal Strategis untuk Dunia

Kompas.com - 20/01/2022, 20:04 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, peran badan kesehatan dunia (WHO) saat ini belum mencakup berbagai hal strategis untuk dunia.

Adanya krisis akibat pandemi Covid-19 menunjukkan rapuhnya sistem ketahanan kesehatan global.

"Kita harus mengevaluasi kondisi saat ini, krisis Covid-19 menunjukkan rapuhnya ketahanan kesehatan global di semua negara. Kolaborasi saat ini seperti covax facility hanyalah solusi sesaat, dan juga peran WHO belum mencakupi banyak hal strategis bagi kehidupan dunia," ujar Jokowi saat mengikuti World Economic Forum secara virtual dari Istana Bogor, Kamis (20/1/2022).

Baca juga: Sebut Transformasi Energi Butuh Dana Besar, Jokowi: Indonesia Minta Kontribusi Negara Maju untuk Pembiayaan

"Oleh karena itu ke depan kita perlu solusi yang permanen agar dunia mampu hadapi permasalahan kesehatan yang tidak terduga," tegasnya.

Jokowi melanjutkan, presidensi Indonesia dalam G20 akan memperjuangkan penguatan sistem ketahanan kesehatan dunia.

Dia mengusulkan ada sebuah badan dunia seperti IMF yang bertugas untuk menggalang sumber daya kesehatan dunia.

Antara lain menggalang sumber pembiayaan darurat kesehatan dunia, pembelian vaksin, pembelian obat-obatan, pembelian alat kesehatan.

Selain itu merumuskan standar protokol kesehatan global yang antara lain mengatur perjalanan lintas batas negara agar standar protokol kesehatan di semua negara bisa sama.

"Memberdayakan negara berkembang dalam hal kapasitas manufaktur lokal antara lain pengelolaan hak paten akses terhadap teknologi investasi di alat kesehatan dan obat-obatan. Dibutuhkan pembiayaan bersama untuk arsitektur baru sistem ketahanan kesehatan dunia tersebut," jelas Jokowi.

Baca juga: Omicron Menyebar ke Seluruh Dunia, WHO: Pandemi Masih Jauh dari Selesai

Dia menilai keberadaan badan semacam itu membutuhkan biaya yang lebih kecil dibandingkan kerugian dunia saat kerapuhan sistem kesehatan global terjadi sekarang ini.

Sehingga Jokowi berharap negara-negara maju tidak keberatan mendujung inisiasi bersama tersebut.

Seharusnya negara maju tidak keberatan untuk mendukung inisiasi bersama ini. Dan tentu saja G20 akan sangat berperan sekali dalam menggerakkan pembangunan arsitektur ketahanan kesehatan global ini. Artinya dibutuhkan sebuah kesepakatan bersama di G20 terlebih dahulu," tambah kepala negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com