Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beragam Jejak Kontroversi Jenderal Andika Perkasa...

Kompas.com - 04/11/2021, 15:30 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo telah menjatuhkan pilihannya kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Hal itu diketahui setelah Jokowi mengirimkan surat presiden (surpres) kepada DPR, Rabu (3/11/2021). Isi surpres ini berisikan nama Andika sebagai pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Surpres ini dikirimkan melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno yang diterima langsung Ketua DPR Puan Maharani.

"Karena itu, pada hari ini melalui Pak Mensesneg, Presiden telah menyampaikan surat presiden mengenai usulan calon panglima TNI kepada DPR RI atas nama Jenderal TNI Andika Prakasa," kata Puan, Rabu (3/11/2021).

Baca juga: Presiden Jokowi Akhirnya Pilih Jenderal Andika...

Andika merupakan seorang perwira tinggi TNI AD yang mempunyai sederet prestasi.

Akan tetapi, selain prestasi, sosok Andika juga tak lepas dari kontroversi. Berikut sejumlah kontroversi yang melekat pada Andika:

1. Penangkapan Omar Al Faruq

Upaya pengejaran yang dilakukan Pemerintah Amerika Serikat terhadap Osama bin Laden yang terlibat dalam pengeboman menara kembar World Trade Center (WTC) pada 11 September 2001, menyeret nama Omar Al Faruq.

Ia merupakan tangan kanan Osama bin Laden yang turut menjadi sasaran pemburuan oleh Amerika Serikat.

Dalam pemburuan ini, intelijen Indonesia berhasil menangkap Al Faruq di Bogor, Jawa Barat, 5 Juli 2002.

Penangkapan Al Faruq disebut berbagai pihak tak lepas dari peran Andika Perkasa yang saat itu masih bertugas sebagai intelijen Kopassus.

Baca juga: Profil Jenderal Andika Perkasa yang Dipilih Jokowi Jadi Calon Panglima TNI

Akan tetapi, yang menjadi penangkapan Al Faruq kontroversi adalah dilakukan Badan Intelijen Negara (BIN), yang secara teknis tidak mempunyai wewenang komando dengan Kopassus.

Setelah ditangkap, Indonesia kemudian menyerahkan Al Faruq kepada Pemerintah Amerika Serikat.

Dalam penangkapan Al Faruq, dikutip dari majalah Time edisi 18 Maret 2002, disebutkab adanya kerja sama yang baik antara intelijen Indonesia dan Amerika dalam "perang melawan teror". 

Adapun, posisi BIN saat itu dipimpin oleh AM Hendropriyono yang juga dikenal sebagai mertua Andika Perkasa.

Baca juga: Jalan Jenderal Andika Jadi Calon Panglima TNI, dari Hendropriyono ke Istana hingga Antar Jokowi

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memberangkatkan 50 prajurit TNI AD untuk mengikuti latihan bersama Safkar Indopura ke-33 dengan tentara Singapura.TNI AD Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memberangkatkan 50 prajurit TNI AD untuk mengikuti latihan bersama Safkar Indopura ke-33 dengan tentara Singapura.

2. Kabar keterlibatan pembunuhan aktivis Theys

Sejumlah aktivis kerap menyinggung adanya dugaan keterlibatan Andika dalam pembunuhan aktivis HAM asal Papua, Theys Eluay.

Dikutip dari situs Deutsche Welle, Theys dibunuh usai menghadiri undangan peringatan Hari Pahlawan di markas Kopassus di Jayapura.

Saat itu, empat perwira dan tiga serdadu Kopassus diadili lantaran kasus tersebut. Namun, Andika tidak pernah terkait proses hukum itu.

Baca juga: Para Jenderal Bintang 3 TNI AD yang Berpeluang Gantikan Posisi Andika Perkasa sebagai KSAD...

Surat yang dikirim oleh Agus Zihof, ayah seorang terdakwa, yaitu Kapten Inf Rionardo, kemudian menyeret Andika Perkasa dalam pusaran hitam pelanggaran HAM di Papua.

Surat Agus kepada KSAD Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu itu mengisahkan betapa anaknya dipaksa mengakui pembunuhan Theys oleh seorang yang bernama Mayor Andika.

Akan tetapi, pada 22 November 2018), Andika pernah memberikan tanggapan perihal ini.

Dia tidak mempersoalkan jika ada pihak-pihak yang mengait-ngaitkan dirinya dengan peristiwa pembunuhan Theys.

Hal itu dikatakan Andika seusai dilantik sebagai KSAD menggantikan Jenderal Mulyono, Kamis (22/11/2018), di Istana Negara, Jakarta.

"Monggo, enggak ada alasan bagi saya untuk melarang itu," ujar Andika di Istana Negara, Jakarta, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Dipilih Jokowi Jadi KSAD, Andika Perkasa Jawab Berbagai Rumor

Ia juga mempersilakan jika ada aktivis HAM yang mau kembali menginvestigasi apakah dirinya benar-benar terlibat dengan pembunuhan Theys atau tidak.

"Kalau mereka mau menelusuri itu juga silahkan. Kan enggak ada yang perlu saya khawatirkan," ujar dia.

3. Pendidikan di National War College di Fort McNair

Dalam riwayat pendidikannya, Andika tercatat pernah mengenyam pendidikan di National War College (NWC) di Fort McNair, Washington D.C, Amerika Serikat.

Dikutip dari situs Deutsch Welle, pada 2005 silam, editor The Washington Post, Dana Priest melaporkan tentang program dinas rahasia AS, CIA.

Program ini untuk mengamankan kerja sama dengan berbagai dinas intelijen di berbagai negara dalam perang melawan teror, termasuk dengan BIN.

Saat itu, mertua Andika, yaitu Hendroprioyono sebagai kepala BIN disebut mengajukan permintaan spesial kepada George Tennet, Direktur CIA.

Permintaan itu adalah menyediakan modal awal untuk pembangunan sekolah intelijen di Batam dan menjamin seorang kerabatnya mendapat tempat di universitas terkemuka AS.

"Ketika nilainya menjadi hambatan, Direktur CIA mengatur agar dia bisa masuk ke National War College di Fort McNair, tutur empat sumber," demikian tulis Priest dalam laporan yang memenangkan hadiah Pulitzer tersebut.

Berbagai pihak berspekulasi Andika Perkasa yang lulus dari NWC pada 2004 merupakan kerabat yang dimaksud.

Hingga saat ini belum ada tanggapan Andika atau Hendropriyono terkait pemberitaan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com