Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satgas Sebut Vaksinasi Bukan Solusi Tunggal Atasi Pandemi Covid-19

Kompas.com - 03/09/2021, 06:45 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, vaksinasi bukan satu-satunya solusi untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Bahkan, kata dia, tidak ada vaksin yang menghasilkan kekebalan tubuh terhadap Covid-19 secara sempurna.

"Kita tidak bisa mengandalkan vaksin sebagai solusi tunggal di tengah dinamika Covid-19," kata Wiku, dalam konferensi pers melalui YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Satgas Sebut 11 Provinsi di Luar Jawa Masih Mengalami Kenaikan Kasus Covid-19

Wiku mengingatkan, sejumlah negara yang vaksinasinya telah menjangkau 60 persen penduduk, seperti Israel dan Islandia, masih mengalami kenaikan kasus.

Oleh karenanya, upaya vaksinasi harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan ketat mulai dari memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menekan mobilitas.

Proteksi yang paling ideal yaitu menjalankan disiplin protokol kesehatan secara sempurna, telah divaksinasi dosis penuh dan menjalani upaya 3T (testing, tracing, treatment) secara antisipatif," ujar Wiku.

Wiku mengungkapkan, munculnya berbagai varian baru virus corona berpotensi menurunkan angka efikasi vaksin. Kendati demikian, ia meminta masyarakat tak khawatir.

Ia memastikan vaksin yang ada saat ini, termasuk yang digunakan di Indonesia, masih efektif menurunkan angka kesakitan akibat paparan virus.

Baca juga: Varian Baru Corona Berpotensi Turunkan Efikasi Vaksin, Masyarakat Diminta Tak Khawatir

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah menyatakan standar vaksin yang baik untuk membentuk kekebalan tubuh yakni memiliki efikasi atau efektivitas di atas 50 persen.

Wiku menuturkan, laju vaksinasi harus dipercepat agar strategi tersebut berhasil menekan penularan virus.

"Perlu untuk dilakukan booster atau dosis kedua agar kekebalan dapat terbentuk dengan optimal dan bertahan dalam waktu yang lebih panjang," kata dia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah terus berupaya mempercepat program vaksinasi nasional.

Per 31 Agustus 2021 pukul 21.00 pemerintah telah menyuntikkan lebih dari 100 juta dosis vaksin. Angka itu merupakan akumlasi dari vaksinasi dosis pertama, kedua, dan dosis ketiga atau booster bagi tenaga kesehatan.

Tercatat, 50 juta dosis vaksin pertama diselesaikan dalam kurun waktu 6 bulan atau sejak awal Januari hingga akhir Juni 2021. Namun, 50 juta dosis suntikan kedua berhasil dicapai dalam waktu 2 bulan saja, yakni Juli hingga Agustus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com