Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Tekan Biaya Pakan, Penyuluh BRSDM Kenalkan Magot BSF

Kompas.com - 29/08/2021, 14:48 WIB
Yogarta Awawa Prabaning Arka,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) menyelenggarakan kegiatan “Temu Lapang Percontohan Magot Black Soldier Fly (BSF) sebagai Pakan Alternatif untuk Ikan Air Tawar dengan Menggunakan Solid Sawit” pada kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) Handayani, Desa Sido Mukti, Padang Jaya, Bengkulu Utara, Kamis (26/8/2021).

Kegiatan tersebut bertujuan mendukung teknologi kelautan dan perikanan yang tepat guna.

Hal tersebut sesuai Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Dalam UU ini, BRSDM berperan dalam menyebarluaskan materi penyuluhan serta mengembangkan berbagai bentuk mekanisme kerja dan metode penyuluhan.

Salah satu metode penyuluhan perikanan adalah demonstrasi cara atau hasil melalui percontohan penyuluhan dan perikanan.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BRSDM Kusdiantoro menyampaikan, kegiatan percontohan penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk mendukung program prioritas KKP sepanjang periode 2021-2024 yang dicanangkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.

Kusdiantoro menambahkan, kegiatan percontohan penyuluhan yang diadakan di Bengkulu Utara merupakan perwujudan dari program prioritas KKP dalam hal pengembangan perikanan budidaya yang didukung riset kelautan dan perikanan.

“Kegiatan ini juga mendukung pembangunan kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal. Salah satu penentunya adalah ketersediaan pakan,” ujar Kusdiantoro dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (29/8/2021).

Sebagai informasi, kegiatan percontohan budidaya magot BSF merupakan program kegiatan penyuluhan Satuan Administrasi Pangkalan (Satminkal) Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) Palembang. Kegiatan ini telah dikembangkan sejak Maret hingga Agustus 2021.

Adapun tujuan kegiatan percontohan tersebut adalah mengimplementasikan teknologi perikanan yang tepat guna sesuai kebutuhan sasaran penyuluhan dalam rangka meningkatkan produksi di bidang perikanan budidaya.

Kusdiantoro menambahkan, kegiatan percontohan budidaya magot BSF dilakukan untuk mengatasi permasalahan biaya produksi pakan ikan yang tinggi pada budidaya ikan.

Pada kegiatan tersebut, Satminkal BRPPUPP Palembang melakukan demonstrasi cara pembuatan pakan mandiri magot yang dibuat oleh pelaku utama. Pakan mandiri ini diujicobakan secara langsung pada budidaya ikan nila.

Pada umumnya, magot dibudidayakan menggunakan limbah organik. Namun, pada percontohan penyuluhan ini, magot dibudidayakan menggunakan media lumur sawit atau solid sawit.

Untuk diketahui, solid sawit merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari pengolahan kelapa sawit. Limbah ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.

Meski demikian, limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan untuk magot tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan, konversi pakan, dan mortalitas pada magot.

Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan (Puslatluh) Kelautan dan Perikanan (KP) Lilly Aprilia Pregiwati mengatakan, budidaya magot memiliki potensi yang baik.

Halaman:


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com