Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dorong G20 Kerja Sama Hadapi Pandemi Covid-19

Kompas.com - 15/07/2021, 18:22 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia mendorong agar negara-negara Group of 20 atau G20 bekerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang saat ini masih terjadi.

Hal tersebut disampaikan Co-Sherpa G20 Indonesia Staf Khusus Menteri Luar Negeri untuk Penguatan Program-Program Prioritas Dian Triansyah Djani dalam pertemuan kedua G20 Sherpa secara virtual.

Menurut dia, kesepakatan G20 di tahun 2021 diharapkan dapat mendukung pemulihan kesehatan dan ekonomi pasca pandemi tersebut.

"Kesepakatan G20 harus dapat ditindaklanjuti dengan implementasi konkret sehingga kami mendorong agar G20 bekerja sama menghadapi pandemi," ujar Djani, dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Seorang Delegasi Indonesia pada Pertemuan G20 di Italia Dinyatakan Positif Covid-19

Selain itu, kata Djani, Indonesia juga meminta G20 untuk memastikan akses vaksin Covid-19 untuk seluruh negara.

Akses vaksin tersebut harus adil dan terjangkau agar pandemi Covid-19 yang terjadi bisa segera usai secara global.

"G20 perlu memastikan akses vaksin COVID-19 yang adil dan terjangkau," kata dia.

Menurut Djani, agar dunia bisa bangkit dari krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19, maka implementasi berbagai kesepakatan G20 dan peningkatan kerja sama sektor-sektor tertentu harus dilakukan.

Antara lain, seperti sektor kesehatan, pendidikan yang berkaitan dengan penyiapan tenaga kerja terampil, serta pentingnya pendidikan vokasi.

"Termasuk reskilling dan upskilling untuk mereka yang terdampak pandemi," kata Djani.

Baca juga: Luhut Minta NTT Persiapkan Diri sebagai Lokasi Side Event KTT G20 Tahun 2022

Di sisi lain, Indonesia juga berharap G20 dapat mendukung fleksibilitas kesepakatan Trade-related Intellectual Property Rights (TRIPS), memberikan transfer teknologi, serta pembangunan kapasitas produksi di negara berkembang.

Termasuk pentingnya meningkatkan kepercayaan terhadap sistem perdagangan dunia dan perlunya memberikan perhatian lebih pada isu digitalisasi.

Adapun G20 merupakan forum 19 negara dan sebuah organisasi regional (Uni Eropa) yang mewakili 85 persen GDP dunia, 75 persen perdagangan dunia, 80 persen investasi global, dan dua pertiga penduduk dunia.

Selain itu, G20 juga memiliki kapasitas besar untuk menciptakan momentum kesepakatan multilateral.

Oleh karena itu, Indonesia pun terus memastikan agar G20 dapat memberikan sumbangsih konkretnya terhadap penanganan krisis akibat pandemi Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com