JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin Covid-19 Moderna asal Amerka Serikat nantinya diperuntukkan bagi program vaksinasi pemerintah.
Namun, hingga saat ini Kemenkes belum menyampaikan jadwal kapan vaksin tersebut akan tiba di Indonesia.
"Itu untuk vaksin program pemerintah," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (2/7/2021).
BPOM telah mengumumkan penerbitan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 Moderna pada Jumat.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, penerbitan EUA ini berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, ITAGI, dan BPOM.
Penny mengungkapkan, berdasarkan data hasil uji klinis fase ketiga, efikasi vaksin Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.
Kemudian, efikasi untuk usia 65 tahun ke atas sebesar 86,4 persen.
Menurut dia, vaksin ini diperuntukkan bagi usia 18 tahun ke atas.
"Vaksin Moderna belum bisa untuk anak di bawah 18 tahun. Ini untuk 18 tahun ke atas," ujar dia.
Baca juga: Vaksin Moderna Disuntikkan dalam 2 Dosis, Ini Sejumlah Efek Sampingnya
Dia menyampaikan, penggunaannya diberikan secara injeksi (suntikan) sebanyak dua kali dalam rentang waktu satu bulan.
Adapun dosis untuk masing-masing suntikan yakni sebanyak 0,5 ml.
Penny juga mengungkapkan sejumlah efek samping dari vaksin Moderna.
Secara umum, keamanan vaksin itu dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.
Adapun kejadian efek samping yang paling sering dirasakan yakni nyeri, kelelahan, nyeri di tempat suntikan, nyeri otot, nyeri sendi, pusing.
Keluhan-keluhan ini biasanya dirasakan setelah suntikan dosis kedua vaksin.