Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Harap Lokasi Pengungsian Banjir Tak Jadi Klaster Baru Covid-19

Kompas.com - 22/02/2021, 13:33 WIB
Tatang Guritno,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman berharap lokasi pengungsian banjir di sekitar Jabodetabek tidak menjadi klaster baru penyebaran virus Covid-19.

Menurut Dicky, pemerintah memiliki kewajiban untuk menyiapkan berbagai fasilitas di posko-posko pengungsian warga terdampak banjir agar dapat mencegah terjadinya penularan masif virus corona.

Salah satu upaya yang perlu dilakukan pemerintah adalah memastikan persediaan tenda yang lebih banyak, sebab saat pandemi berlangsung, satu tenda tidak bisa digunakan oleh terlalu banyak masyarakat didalamnya.

“Pemerintah harus menyediakan tenda pengungsian lebih banyak. Selain itu memastikan bahwa tenda memiliki sirkulasi udara yang baik dengan adanya ventilasi yang dapat dibuka,” kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (22/2/2021).

Selain itu, Dicky juga berharap di setiap posko ada petugas kesehatan dengan baju APD lengkap yang siap melayani keluhan medis masyarakat.

Baca juga: Pengungsi di Ruko Karawang Hijau Butuh Obat-obatan, Popok, hingga Makanan Bayi

Petugas kesehatan di posko pengungsian, lanjut Dicky, juga harus diperiksa setiap minggunya untuk memastikan kondisi kesehatannya, agar tidak menjadi orang yang menularkan Covid-19 pada pengungsi.

“Petugas secara rutin harus diperiksa setidaknya seminggu sekali dengan rapid test antigen. Karena mereka mobile dan interaksinya tinggi, jangan sampai mereka jadi perantara (penularan Covid-19) dari pengungsi satu ke pengungsi lain,” tutur Dicky.

Menurut Dicky, petugas kesehatan di posko pengungsian harus peka melihat gejala Covid-19 yang ada pada masyarakat. Jika ada gejala muncul, namun hasil test pada warga tersebut negatif, Dicky tetap menganjurkan agar warga tersebut tidak berada satu lokasi dengan warga lain dalam pengungsian.

“Jika ada gejala (Covid-19) meski hasil tes nya negatif, warga itu enggak boleh disitu. Dia harus dikarantina. Pemerintah harus menyiapkan tempat untuk karantina,” katanya.

Dicky juga mengimbau masyarakat korban banjir tetap tenang, sebab virus Covid-19 tidak menular melalui air.

Meski demikian, masyarakat juga diimbau agar dapat mengurangi kontak erat di posko pengungsian dengan warga lain yang tidak satu rumah.

“Masyarakat selalu menggunakan masker, sebisa mungkin menjaga jarak, dan hindari kontak erat dengan warga lain yang tidak berasal dari satu rumah,” pungkas Dicky.

Baca juga: Pengungsi Banjir di Cipinang Melayu Butuh Obat-obatan dan Air Minum

Adapun diberitakan sebelumnya hujan deras yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya sejak Sabtu (20/2/2021) menyebabkan sejumlah titik terkena banjir.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Sabdo Kurnianto dalam keterangan tertulis, total 193 RT di wilayah DKI Jakarta terdampak banjir.

“Secara keseluruhan sebanyak 193 RT dari total 30.470 RT yang terdampak, dengan presentase RT terdampak sebanyak 0,633 persen,” katanya.

Selain Jakarta, terdapat 126 titik banjir di 40 kelurahan, dan 12 kecamatan di Kota Bekasi.

Berdasarkan data yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi hingga kemarin, terdapat 25.133 kepala keluarga dengan rincian 100.532 warga terdampak banjir akibat hujan deras dan luapan aliran kali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com