Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Sriwijaya Air Diduga Jatuh, Menhub Sampaikan Arahan Jokowi

Kompas.com - 09/01/2021, 20:33 WIB
Tsarina Maharani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan untuk memaksimalkan upaya pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang diduga jatuh pada Sabtu (9/1/2021). 

Menurut Budi, saat ini Basarnas telah mengerahkan kapal ke titik lokasi dugaan hilang kontak pesawat di sekitar perairan Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. 

"Pukul 17.30 WIB Bapak Presiden memberikan arahan untuk memasimalkan upaya pencarian dan tentu sudah dikerahkan Kapal Basarnas," kata Budi dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).

Baca juga: Basarnas Lakukan Pencarian di Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air Besok

Ia menyatakan turut prihatin atas peristiwa ini. Selanjutnya, pihak-pihak terkait terus berkoordinasi. 

Menurut Budi, pesawat itu hilang kontak empat menit setelah lepas landas dari Bandara Soetta. Pesawat take off pada pukul 14.36 WIB dan hilang kontak pukul 14.40 WIB.

"Terakhir terjadi kontak pada pukul 14.40 WIB," ujar dia. 

Berdasarkan catatan, pesawat sempat diizinkan naik ke ketinggian 29.000 kaki pada pukul 14.37 WIB.

Baca juga: Menhub: Sriwijaya Air SJ 182 Hilang Kontak Setelah 4 Menit Lepas Landas

Setelah itu, pesawat terpantau tidak sesuai dengan arah perjalanan. Selanjutnya, pesawat hilang dari radar.

"Karena itu ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Dalam hitungan second (detik), target SJY82 hilang dari radar," ujar Budi.

Menurut pihak Basarnas, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu diduga jatuh. Ditemukan serpihan yang diduga badang pesawat.

Basarnas akan memulai pencarian ke lokasi pada Minggu (10/1/2021) besok jika malam ini berhasil menemukan titik koordinat lokasi jatuhnya pesawat.

Baca juga: Sriwijaya Air SJ 182 Diduga Jatuh, Basarnas Berangkatkan Pasukan ke Lokasi

Sementara itu, warga sekitar Pulau Lancang mengaku mendengar suara dentuman pukul 15.00 WIB dan sempat disangka suara guruh karena sedang hujan.

Setelah mendengar suara tersebut, warga Pulau Lancang langsung berlayar menuju perairan sekitar Pulau Laki dan telah memperoleh sejumlah puing-puing yang diduga berasal dari badan pesawat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com