Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Meskipun Vaksin Sudah Tersedia, Masyarakat Diimbau untuk Tetap Disiplin 3M

Kompas.com - 06/12/2020, 21:10 WIB
Reygi Prabowo,
Sheila Respati

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah saat ini masih terus mengupayakan percepatan kesiapan vaksin Covid-19. Vaksin nantinya akan menciptakan kekebalan tubuh kolektif terhadap Covid-19. 

Meski demikian, Pakar imunisasi dr. Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, ketika vaksin sudah hadir tidak berarti masyarakat boleh abai untuk menerapkan protokol kesehatan.

Ia mengatakan hal itu dalam dialog bertema “Siapkan Kedatangan Vaksin" yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (3/12/2020). 

Mengenakan masker, menjaga jarak aman, dan mencuci tangan (3M) harus terus dilakukan secara disiplin. Hal ini karena vaksin tidak diberikan kepada semua penduduk secara bersamaan tetapi bertahap.

Baca juga: WHO: Jangan Cepat Berpuas Diri Meski Vaksin Mulai Ditemukan

 

Selain itu, vaksin juga akan diprioritaskan untuk kelompok yang paling rentan terlebih dulu. Contohnya, tenaga medis yang bekerja di garis depan dalam penanganan Covid-19. 

“Tentu nantinya ada aturan kapan vaksinasinya, di mana, dan siapa. Tentu siapanya ini tidak semua orang. tu yang harus kita mengerti. Vaksin yang ada baru untuk kelompok tertentu, seperti misalnya yang diprioritaskan kepada tenaga kesehatan terlebih dahulu,” ujar dr Elizabeth seperti diberitakan laman covid19.go.id, Kamis.

Selain itu, dr Elizabeth menjelaskan, seseorang yang sudah divaksinasi nanti sebaiknya juga jangan merasa bahwa dirinya terlindung 100 persen dari Covid-19. 

"Sehingga 3M tadi harus tetap kita jalankan, bahkan setelah kita divaksinasi. Dengan begitu, masker dan hand sanitizer akan terus kita bawa sebagai budaya kita ke depannya,” ujar dr Elizabeth.

Baca juga: Pemerintah Resmi Tetapkan 6 Jenis Vaksin untuk Vaksinasi Covid-19

Lebih lanjut ia mengatakan, penerapan 3M dapat menurunkan risiko terpapar virus Covid-19 hingga 85 persen.

“Jadi, kalau kita mencuci tangan dengan sabun selama 20 detik, itu menurunkan risiko penularan hingga 35 persen, menggunakan masker biasa yang tiga lapis 45 persen, masker bedah yang warnanya hijau atau biru 70 persen, ditambahkan dengan menjaga jarak aman akan menjadi 85 persen,” jelasnya.

Senada dengan dr Elizabeth, salah satu relawan tenaga kesehatan Lia Gustina yang juga hadir dalam dialog tersebut, menyatakan harapannya agar masyarakat dapat terus menerapkan protokol kesehatan 3M. 

Pasalnya, tenaga kesehatan sampai saat ini masih terus berjuang untuk merawat para pasien terdampak Covid-19 yang terus meningkat.

Lia sendiri telah bertugas sebagai relawan tenaga medis di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet sejak April 2020.

Baca juga: Program Vaksin Covid-19 di Rusia Sudah Dimulai, Meski Pengujian Massal Belum Selesai

“Mewakili teman-teman di Wisma Atlet, saya berharap masyarakat di luar sana mari kita bersama-sama memutus rantai penyebaran Covid-19 ini dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak terutama dengan tidak berkerumun,” ujar Lia.

Selanjutnya, dr Elizabeth juga memberikan keberhasilan pengendalian penularan Covid-19 dengan penerapan 3M dalam kehidupan sehari-hari di Thailand. 

Saat ini, kasus Covid-19 di Thailand hanya berasal dari pendatang saja. Transmisi virus lokal tidak lagi terjadi.

"Sementara, di Indonesia orangnya belum disiplin. Kalau semua bisa disiplin saya yakin Indonesia bisa seperti Thailand," tutup dr. Elizabeth.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com