JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui masih rendahnya realisasi dalam beberapa skema yang disiapkan pemerintah untuk mendukung penyediaan rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Khususnya, ia menyoroti dua skema yaitu Subsidi Selisih Bunga (SSB), dan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) yang dinilai masih rendah realisasinya.
Hal itu dikatakan Ma'ruf dalam webinar dan sarasehan Nasional Himpunan Pengembangan Nusantara bertajuk "Mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia - Sektor Perumahan Rakyat", Sabtu (21/11/2020).
Baca juga: Wapres Klaim Lebih dari 70 Persen MBR Nikmati Program 1 Juta Rumah
"Untuk program SSB dari anggaran Rp 4,9 triliun, realisasinya masih kecil yaitu sebesar Rp 788 miliar. Untuk program SBUM, dari target untuk 4 juta orang, dengan anggaran Rp 1,6 triliun juga realisasinya masih rendah yaitu Rp 90 miliar," kata Ma'ruf.
Meski demikian, ia mengakui bahwa untuk skema lainnya yaitu Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah menunjukkan capaian yang baik.
Untuk skema FLPP, kata Ma'ruf, realisasi sudah di atas 80 persen.
"Dari anggaran Rp 11 triliun, telah terealisasi Rp 8,9 triliun atau sudah di atas 80 persen," ujarnya.
Sementara itu, untuk skema Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) dari anggaran Rp 8,3 triliun terealisasi sebesar Rp 380 miliar.
Hal ini, menurutnya membuktikan bahwa skema-skema tersebut sudah ada yang terealisasi dengan baik. Namun ada juga skema yang masih harus ditingkatkan.
Baca juga: Sejarah Program Perumahan Rakyat dari Zaman Sukarno hingga Jokowi
Di sisi lain, ia menambahkan terkait lokasi rumah yang terbangun melalui bantuan FLPP, SSB, dan BP2BT ini tersebar di berbagai provinsi dengan total realisasi nasional per Januari 2020 sebanyak 688.027 unit atau 71,87 persen.
"Untuk tahun 2021 dalam RUU APBN 2021 akan dialokasikan pembiayaan perumahan sebesar Rp 30 triliun yaitu skema subsidi untuk SSB sebesar Rp 5,9 triliun dan untuk SBUM sebesar Rp 630 miliar, pembiayaan dari KL sebanyak Rp 6,7 triliun, dan FLPP sebesar Rp 16,6 triliun," ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.