Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Konsentrasi Kendalikan Covid-19 Hingga Vaksin Ditemukan

Kompas.com - 02/08/2020, 16:33 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta konsentrasi pengendalian penyebaran Covid-19 di Tanah Air dilakukan hingga ditemukannya vaksin.

Demikian diungkapkan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Brian Sri Prahastuti dalam diskusi virtual, Minggu (2/8/2020).

"Di dalam perjalanan, kita ketahui bahwa pandemi ini akan berkepanjangan dan konsentrasi kita adalah pengendalian dan Presiden mengatakan sampai vaksin ditemukan," ujar Brian.

Baca juga: Eijkman Kembangkan Platform Sub Unit Protein untuk Vaksin Covid-19 Tanah Air

Brian mengatakan, untuk menemukan vaksin Covid-19, membutuhkan proses yang panjang. Begitu juga dengan penanganan Covid-19.

Karena itu, Presiden Jokowi pun meminta supaya kementerian dan lembaga terkait harus terus bekerja keras.

Sekalipun saat ini pertemuan untuk mengevaluasi penanganan Covid-19 di tingkat nasional sudah tak seintens pada awal-awal wabah ini menyebar di Indonesia.

Brian mengatakan, menurunnya intensitas pertemuan tersebut karena masih banyak persoalan lain yang juga perlu ditangani.

Baca juga: 3 sampai 4 Bulan Lagi Vaksin Covid-19 Tersedia di Australia Selatan

"Artinya apa, kita sadar bahwa banyak persolan-persoalan lain yang harus kita atasi juga. Kalau kemarin kan konsentrasi kita, sumber daya kita, sepenuhnya ada pada penanganan Covid-19, terutama untuk responnya," kata dia.

Oleh karena itu, ia memastikan bahwa Presiden Jokowi tak sedikit pun mengendurkan konsentrasinya dalam penanganan Covid-19.

"Jadi, evaluasi, konsolidasi, di tingkat nasional yang arahannya langsung dari Presiden bukan berarti dikendurkan," tegas dia.

Adapun, penyebaran Covid-19 di Indonesia hingga 2 Agustus 2020 mencapai 111.455 kasus.

Baca juga: Eijkman Targetkan Kandidat Vaksin Covid-19 Tersedia Awal 2021

Dari jumlah tersebut, sebanyak 68.975 pasien telah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Sementara, pasien dengan status suspek sebanyak 62.366 orang dan spesimen yang sudah diperiksa sebanyak 20.032 orang.

Sedangkan, pasien meninggal dunia sebanyak 5.236 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com