JAKARTA, KOMPAS.com - Nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menggigit atau menghisap darah manusia di pagi dan sore hari.
Hal itu disampaikan ahli infeksi dan pedriati tropik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Mulya Rahma Karyanti dalam siaran langsung di akun Youtube BNPB, Senin (22/6/2020).
“Dia (nyamuk Aedes aegypti) senengnya gigit pagi hari, antara jam 10-12, di masa-masa anak lagi sekolah, kadang-kadang kenanya di situ, sama sebelum Maghrib jam 4-5 sore,” ujar Mulya.
Ciri lain dari nyamuk tersebut adalah kakinya yang berwarna hitam memiliki garis-garis putih.
Baca juga: Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi Juga Laporkan DBD Tertinggi
Bagi mereka yang terinfeksi DBD, Mulya menuturkan, penderita akan mengalami demam tinggi secara mendadak.
Suhu tubuh penderita bahkan dikatakan dapat mencapai 39-40 derajat celcius.
Demam bisa disertai dengan muka merah, nyeri kepala, nyeri di belakang mata, muntah-muntah, timbul bintik merah di kulit, atau pendarahan spontan, seperti mimisan atau gusi berdarah.
Tak menutup kemungkinan, penderita DBD juga dapat mengalami gejala batuk, meskipun persentasenya rendah, hanya sekitar 10-15 persen.
Baca juga: Kemenkes: Ada 100-500 Kasus DBD Per Hari di Indonesia
Berbeda dengan gejala Covid-19, Mulya menekankan, batuk yang dialami penderita DBD tidak disertai sesak napas.
Apabila demam masih terus terjadi hingga hari ketiga, akan muncul tujuh tanda bahaya atau warning signs karena penderita kekurangan cairan dalam tubuhnya.
Ketujuhnya terdiri dari, sakit perut, lemas, pendarahan spontan, pembesaran hati, penumpukan cairan, peningkatan hematokrit, serta penurunan trombosit.
Sebagai informasi, hematokrit meningkat yaitu adanya peningkatan kekentalan darah akibat keluarnya cairan melalui pembuluh darah.
Baca juga: Ada 64.251 Kasus DBD di Tengah Pandemi Covid-19 di Indonesia
Mulya mengatakan, hari ketiga itu disebut sebagai fase kritis. Penderita pun harus segera dibawa ke rumah sakit.
“Karena di hari itu bisa terjadi kebocoran dari pembuluh darah. Pasti ada gejala, kalau misalnya pembuluh darah bocor, cairannya akan keluar, aliran darah ke otak berkurang, dia akan lemes, tidur terus seharian,” tuturnya.
“Asupan makan minum mungkin sulit sehingga karena dia muntah-muntah terus, makin tambah dehidrasi dan ga buang air kecil lebih dari 4-6 jam,” sambung dia.
Sepanjang tahun 2020, Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 68.000 kasus DBD di Indonesia. Total terdapat 346 orang yang meninggal.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.