Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Wabah Corona, Defisit APBN Diprediksi Capai 2,5 Persen

Kompas.com - 10/03/2020, 11:50 WIB
Dani Prabowo,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi defisit APBN 2020 akan lebih besar dibandingkan 2019.

Hal itu disebabkan dampak pelemahan perekonomian global yang turut dirasakan Indonesia sebagai imbas wabah virus corona.

"Oleh karena itu, nanti APBN di 2020 memang defisitnya akan meningkat. Saat ini kita mengindikasikan defisit itu ada di dalam kisaran 2,2 (persen) hingga 2,5 (persen terhadap produk domestik bruto)," kata Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/3/2020).

"Namun, kita akan lihat nanti dari sisi penerimaan maupun dari sisi belanjanya," lanjut dia.

Baca juga: Virus Corona, Omnibus Law, dan Dampaknya ke Perekonomian

Untuk diketahui, pada 2019, defisit APBN mencapai 2,2 persen atau sekitar Rp 353 triliun.
Realisasi defisit ini juga lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya sekitar 1,82 persen atau sekitar Rp 269,4 triliun.

"Yang saya sampaikan tadi itu masih indikasi sangat awal. Apa yang terjadi dari dua bulan pertama ini dengan perubahan yang sangat banyak terutama pada kejadian akibat coronavirus ini," ujar dia.

Selain keberadaan virus corona, dinamika harga minyak dunia juga diprediksi menjadi salah satu faktor pelemahan perekonomian Indonesia.

Baca juga: BI Percepat Pelaksanaan Acara untuk Bantu Dorong Perekonomian

"Artinya, sumber penerimaan perpajakan kita nanti akan terlihat dan dinamika indikator yang lain semisal produk minyak kita, kemudian nilai tukar. Ini kan semuanya bergerak. Jadi kita pasti akan lihat," kata dia.

Ia menambahkan, pemerintah kini tengah menyusun sejumlah formulasi kebijakan stimulus yang tepat untuk merespon perubahan yang cepat.

"Itu yang sedang kita fokuskan. Nanti, mengenai postur APBN 2020, kan kita harus laporkan ke DPR dalam bentuk laporan semester. Di situ nanti akan mulai terlihat postur 2020 itu bergeraknya seperti apa," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

“Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com