JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa partainya mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang mencanangkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.
Partai Demokrat, menurut SBY, tak ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia di angka 4,9 persen, seperti yang diperkirakan Bank Dunia.
Hal ini disampaikan SBY dalam pidato refleksi pergantian tahun yang bertajuk "Indonesia 2020: Peluang, Tantangan, dan Harapan" di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
"Demokrat sepakat dengan Presiden Jokowi bahwa angka pertumbuhan pada tingkat 5 persen bukanlah sesuatu yang buruk. Terutama jika dikaitkan dengan situasi perekonomian global saat ini," ujar SBY.
"Yang penting, sasaran pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan untuk tahun 2020 sebesar 5,3 persen dapat dicapai," ujar Presiden keenam RI ini.
Baca juga: SBY Tegaskan Demokrat di Luar Pemerintahan, tetapi Dukung Kerja Pemerintah
Menurut SBY, pertumbuhan ekonomi yang rendah, akan berdampak terhadap kesejahteraan rakyat yang sulit didapat.
"Jika ekonomi kita tumbuh rendah, di bawah 6 persen misalnya, lapangan pekerjaan baru memang sulit didapat. Penghasilan dan daya beli rakyat sulit ditingkatkan. Angka kemiskinan juga tak mudah untuk diturunkan," kata SBY.
Partai Demokrat kemudian memberikan dua saran kepada pemerintah yang perlu dilakukan untuk menangani permasalahan itu.
Pertama, investasi dunia usaha harus ditingkatkan. Tidak hanya BUMN, swasta pun perlu mendapat peluang bisnis yang lebih besar.
"Karenanya, Demokrat mendukung penuh upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi kita," ujar SBY.
Baca juga: Refleksi Politik SBY: Pemilu 2019 Buruk, Politik Identitas Berlebihan
Kedua, SBY dan Partai Demokrat menyarankan agar belanja konsumen dijaga, bahkan perlu ditingkatkan, baik itu belanja pemerintah atau konsumsi rumah tangga.
"Jangka panjang, pemerintah perlu melakukan segala upaya untuk meningkatkan pertumbuhan kita," kata SBY.
"Demokrat melihat peluang peningkatan sumbangan sektor industri pada pertumbuhan. Utamanya melalui industri manufaktur yang berbasiskan pertanian dan sumber daya mineral. Juga sektor perdagangan, konstruksi dan kepariwisataan," ujar dia.
SBY pun mendukung tekad Jokowi agar Indonesia keluar dari jebakan penghasilan menengah atau middle income trap pada 2045. Hal itu bisa dicapai setidaknya jika pertumbuhan ekonomi berhasil ditingkatkan.
Baca juga: SBY: Pemilu Masih 5 Tahun Lagi, Malu kalau Sudah Mulai Kontestasi
Dia pun memperlihatkan hasil yang dicapai pemerintahannya selama 2004-2014.
"Pengalaman menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 6 persen setahun akan membuat pendapatan per kapita naik dua kali lipat dalam 10 tahun. Insya Allah Indonesia bisa," ujar SBY.
"Kita punya success story. Dalam waktu 10 tahun (2004 - 2014) income per kapita kita naik tuga kali lipat lebih, dari 1.100 dollar AS menjadi 3.500 dollar AS," tutur SBY.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.