JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menegaskan pasukan TNI dan Polri tidak akan ditarik dari Bumi Cendrawasih, Papua, mengingat masih terjadi baku tembak di daerah itu.
"Saya sudah katakan dari dulu, TNI/Polri tidak akan ditarik dari Papua. Karena, sekali ditarik, Papua bisa lepas," kata Menhan usai menjadi pembicara di seminar "Strategi Bela Negara bagi Generasi Muda dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0", di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2019), dikutip dari Antara.
Ryamizard mengatakan hal itu menanggapi terjadinya baku tembak antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan tim gabungan TNI-Polri di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Selasa (17/9/2019), yang telah memakan korban jiwa dari warga sipil.
Baca juga: Fakta Baru Pesawat Rimbun Air Hilang Kontak di Papua, 2 Kali Pencarian hingga Belum Ditemukan
Menurut dia, persoalan Papua seharusnya bisa diselesaikan dengan baik-baik karena persoalan di Papua ini hanya karena persoalan kesejahteraan.
"Jadi, kalau kita memang harus duduk bareng, mari kita duduk, dan pikirkan bagaimana menyelesaikan masalah ini. Jangan saling mengaitkan. Itu enggak baik," ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ini.
Sebelumnya diberitakan, kontak senjata antara kelompok kriminal bersenjata ( KKB) dengan tim gabungan TNI-Polri terjadi di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Selasa (17/9/2019) dini hari.
Baca juga: Fakta Baru Kontak Senjata TNI dengan KKB yang Tewaskan 3 Warga Sipil
Bupati Puncak, Willem Wandik menyebut, 3 warga sipil tewas dan 4 lainnya mengalami luka tembak akibat kejadian tersebut.
"Ada baku tembak di sana dan hasilnya ada 3 orang yang meninggal dan hari ini dibakar, 4 orang kami melalui Dinas Kesehatan urus bersama TNI-Polri larikan ke Timika untuk pengobatan," ujar Willem, Rabu (18/9/2019).
Ia mengatakan, beberapa KKB yang sebelumnya bermarkas di Distrik Gome, telah berpindah tempat karena lokasi sebelumnya telah disisir oleh aparat.
Baca juga: Kontak Senjata TNI-OPM Tewaskan 3 Warga, Ini Penjelasan Kodam XVII/Cenderawasih
Akhirnya, sambung Willem, kelompok-kelompok tersebut melarikan diri ke Kampung Olen. Namun, ia menyayangkan upaya penyisiran yang dilakukan aparat keamanan justru menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil.
"Saya selalu menyampaikan, mari kita bangun komunikasi, lakukan pendekatan persuasif agar ada komunikasi antara kelompok TPN OPM dengan TNI-Polri, agar mereka menyerahkan diri," tutur dia.
Saat ini, Willem mengklaim bila masyarakat Puncak merasa tidak nyaman dengan penyisiran yang dilakukan oleh aparat.
Karenanya, ia meminta agar langkah-langkah yang diambil aparat keamanan dalam mengatasi keberadaan KKB harus dibuat secara bijak, jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh pihak lain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.