Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkopolhukam: Papua dan Papua Barat Aman, tetapi Masih Ada Provokasi

Kompas.com - 09/09/2019, 15:17 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyebutkan bahwa kondisi di Provinsi Papua dan Papua Barat dari laporan yang diterima per Senin (9/9/2019) aman dan kondusif.

Kendati demikian, masih ada provokasi dan selebaran-selebaran gelap yang terjadi di kedua provinsi tersebut untuk menghasut masyarakat.

"Per 9 September, laporan yang kami terima. Seluruh kondisi di Provinsi Papua dan Papua Barat, aman dan kondusif. Aktivitas sosial kemasyarakatan berjalan normal. Namun masih ada provokasi, selebaran-selebaran gelap," ujar Wiranto sebelum memimpin rapat koordinasi perkembangan situasi terkini Papua dan Papua Barat, di kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (9/9/2019).

Baca juga: Gubernur Pusing Tahu 300 Mahasiswa Asal Papua Pulang Kampung

Provokasi dan hasutan tersebut, kata dia, berupa dorongan kepada masyarakat Papua dan Papua Barat untuk terus menggelar aksi unjuk rasa susulan.

Hal tersebut terus dimonitor, karena pihaknya juga sudah mengetahui siapa pelaku atas aksi provokasi dan penghasutan tersebut.

"Kami sudah memastikan terjadinya unjuk rasa, kerusuhan, kerusakan, pembakaran itu memang dipicu dan diorganisir oleh kelompok-kelompok yang sudah kami jelaskan," ujar Wiranto.

"Ini satu konspirasi antara kekuatan yang ada di luar, Benny Wenda CS di sana yang terus memprovokasi, memberi info-info tidak benar dengan yang ada di dalam, unsur KNPB. Itu sudah sangat jelas," ucap dia.

Baca juga: Ini Peran Auktor Intelektualis Lapangan Kerusuhan Papua dan Papua Barat

Adapun Komite Nasional Papua Barat (KNPB) disebutkan oleh pihak kepolisian menjadi salah satu organisasi yang melatarbelakangi kerusuhan di Papua dan Papua Barat.

Selain KNPB, United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) juga menjadi organisasi lainnya.

"Kami sudah minta mereka menghentikan aktivitas itu. Hentikan provokasi, menghasut masyarakat Papua dan Papua Barat," kata Wiranto. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com