Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyerangan di Yahukimo, 5 Orang Diduga Penambang Emas Tewas

Kompas.com - 03/09/2019, 20:48 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI mencatat sekitar lima orang, diduga penambang emas, tewas akibat diserang warga lokal di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Selasa (3/9/2019).

"Informasi awal diketahui sekitar 5 orang meninggal karena kena parang dan anak panah," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).

Sementara, sejumlah orang lainnya, yang diduga sebagai penambang emas, melarikan diri ke dalam hutan.

Baca juga: Polisi Selamatkan 47 Orang yang Diduga Pendulang Emas Kabur dari Yahukimo

Menurut Dedi, para penambang tersebut diserang oleh warga Yahukimo dengan menggunakan tombak, anak panah, dan parang.

"Diserang sama warga lokal, menyerang begitu saja," tutur Dedi.

Kemudian, berdasarkan perkembangan terakhir, Polres Boven Digoel Papua berhasil menyelamatkan 47 warga yang diduga sebagai penambang emas.

"Memang benar ada 47 orang yang dievakuasi dengan menggunakan long boat, tiga di antaranya dirawat di RSUD Tanah Merah akibat luka-luka yang dideritanya," ujar Kapolres Boven Digoel AKBP Samsul Rizal, saat dihubungi melalui telepon, Selasa (3/9/2019).

Baca juga: Polda Papua Cek Kabar Pembantaian oleh KKB di Kabupaten Yahukimo

Samsul belum mau memastikan apakah mereka merupakan pendulang emas dari Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, yang kabarnya diserang oleh sekelompok warga.

“Bisa saja mereka itu bagian dari pendulang yang sebelumnya sempat dilaporkan dianiaya hingga meninggal di pedalaman Yahukimo, namun untuk memastikannya masih menunggu laporan anggota,” tuturnya.

Dari keterangan awal diperoleh informasi, mereka melarikan diri dari lokasi yang berada di perbatasan Kabupaten Yahukimo, Asmat dan Kabupaten Pegunungan Bintang ke Ukowi dan lanjut ke Phoo yang kemudian dievakuasi ke Tanah Merah.

Baca juga: Aksi Protes Rasisme Kembali Terjadi di Papua, Kali Ini di Nabire dan Yahukimo

Sebelumnya diberitakan, Polda Papua melakukan pengecekan terkait kabar pembantaian sejumlah pendulang emas di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Papua.

"Polda Papua turunkan tim untuk memeriksa kabar adanya pembantaian para pendulang emas di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo," kata Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf A Rodja, Selasa (3/9/2019).

Tim yang diturunkan, lanjut Rodja, berasal dari Polres Asmat.

Sebab, meski tempat kejadian berada di Yahukimo, namun jarak tempuhnya lebih dekat dari Distrik Agats, Asmat, dibandingkan dari Dekai, Yahukimo.

Kompas TV Presiden Joko Widodo makan siang bersama warga Nduga dan Yapen, Papua. Suasana hangat terasa ketika Jokowi sambut mereka. Warga Papua ini merupakan pemenang Festival Gapura Cinta Negeri. Dalam pertemuan ini, para pemenang Festival Gapura Cinta Negeri menyampaikan aspirasi mereka terkait pembangunan jembatan, jalan dan pasar di Papua. Namun, Presiden diminta memberikan perhatian pada sector pendidikan dan kesehatan di Papua. Sementara itu, Presiden Jokowi berpesan agar mereka ikut menjaga stabilitas keamanan Negara. Pertemuan Joko Widodo dengan warga papua ini dilangsungkan pada Selasa, 3 September 2019 siang di Istana Merdeka, Jakarta. #presidenjokowi #makansiang #papua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com