DENPASAR, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang pernah memamerkan teknologi lama dalam sebuah pameran.
Hal itu disampaikan Kalla saat membuka Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Lapangan Puputan Margarana Renon, Denpasar, Bali, Rabu (28/8/2019).
Kalla mengaku pernah menghadiri pameran di BPPT dan diperlihatkan hasil inovasi teknologi yang pernah ia lihat di tahun-tahun sebelumnya. Menurut Kalla, hal itu menunjukkan BPPT tak melakukan pembaharuan penelitian sehingga tak memunculkan inovasi baru.
Baca juga: Pidato Jokowi: Indonesia Butuh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
"Dalam satu kali pameran dalam beberapa tahun yang lalu saya diperlihatkan hasil kerja, hasil kerja yang dua sampai tiga tahun sebelumnya juga sudah saya lihat. Jadi mulai tahun-tahun setelah itu pokoknya bahwa kalau penemuan itu harus ada tahunnya tahun berapa," ujar Kalla.
"Yang bisa dipamerkan hanya satu tahun terakhir, tidak boleh lima tahun terakhir dipamerkan berulang-berulang, dan di BPPT waktu itu," kata Kalla.
Ia menambahkan, semestinya BPPT menjadi tempat lahirnya teknologi baru, bukan justru terus-terusan menampilkan temuan lama.
Kalla pun meminta BPPT dan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi harus bisa mengejar negara-negara lain yang lebih maju teknologinya daripada Indonesia.
Baca juga: 265 Startup Muncul dari Kawasan Sains dan Teknologi IPB
Kalla mengatakan saat ini indeks inovasi Indonesia tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Ia menginginkan ke depannya Indonesia bisa mengimbangi Malaysia dan Singapura dalam indeks inovasi global.
"Kita semua memahami bahwa kita mempunyai banyak ketertinggalan dibanding banyak negara. Di antara 120 besar peringkat negara yang diberikan indeks oleh Global Inovation Index, itu kita nomor 89," ujar Kalla.
"Sementara Singapura nomor lima, sementara Malaysia nomor 30. Kita hanya mengalahkan Kamboja. Negara yang lebih kecil dan baru saja mau ingin maju. Artinya adalah kita masih perlu bekerja keras," lanjut Wapres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.