Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal tentang Atta Halilintar Ada di Ujian SD, Ini Kata Federasi Guru

Kompas.com - 29/05/2019, 14:42 WIB
Retia Kartika Dewi,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masuknya nama YouTuber Atta Halilintar dalam soal ujian kenaikan kelas 5 SD dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di Serang, Banten, menuai polemik. 

Awalnya, soal ini menjadi viral pada Selasa (28/5/2019), setelah sebuah foto diunggah di media sosial.

Menanggapi adanya soal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Satriwan Salim mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan soal mengenai Atta Halilintar.

"Secara prosedural tidak salah soal tersebut. Mungkin guru pembuat soal menginginkan agar soal itu terlihat konstekstual dengan 'dunianya siswa Gen Z'," ujar Satriwan saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (29/5/2019).

Menurut Satriwan, soal tersebut dibuat agar terkesan kekinian dan tidak jauh dari kehidupan sehari-hari mereka.

Baca juga: Heboh Ujian SD Berisi Soal tentang Atta Halilintar, Ini Penjelasan Kepala Dinas

Kurang bijak

Meski dapat memaklumi soal itu, Satriwan menilai bahwa menggunakan contoh Atta Halilintar sebagai wacana dalam soal UKK adalah pilihan yang kurang bijak.

"Semestinya guru bisa mengangkat wacana yang bersumber dari hal-hal konten inspiratif yang berasal atau muncul di tingkat lokal/daerah. Bisa dikatakan yang bernuansa local genius daerah tempat siswa bersekolah," ujar Satriwan.

Selain itu, Satriwan mengatakan bahwa biasanya tim Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pembuat soal sudah melakukan cross check terhadap soal yang dibuat.

Hal ini dilakukan, karena soal ujian dilarang memuat konten berisi pornografi, diskriminasi, SARA, muatan ketidakpatutan, politik partisan terhadap partai politik atau calon tertentu.

Meski demikian, dalam soal UKK itu tidak berisi muatan larangan seperti yang disebutkan oleh Satriwan.

Namun, ada soal yang menyebut mengenai pendapatan atau bayaran besar Atta Halilintar yang menjadi YouTuber.

"Melalui wacana ini seolah-olah guru ingin menggiring para peserta didik untuk menjadi YouTuber dengan iming-iming terkenal dan pendapatan miliaran," ujar Satriwan.

Atas kejadian ini, ia berharap agar guru pembuat soal harus benar-benar cermat, hati-hati, dan bijak dalam mengangkat contoh nyata.

"Dengan munculnya soal yang bermuatan Atta Halilintar ini, saya rasa gurunya 'kurang sensitif' terhadap konten-konten kreatif-inspiratif yang bersumber dari masyarakat lokal," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com