Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johar Arief

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Makar dan Politik Pascakebenaran

Kompas.com - 15/05/2019, 07:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ISTILAH makar kembali mengemuka setelah polisi menetapkan anggota tim advokasi BPN Prabowo-Sandi, Eggi Sudjana, sebagai tersangka makar. Polisi juga memeriksa mantan Kepala Staf Kostrad yang juga pendukung capres Prabowo, Mayjen (Purn.) Kivlan Zen, dalam kasus makar.

Sejumlah tokoh pendukung capres Prabowo lainnya juga dilaporkan karena dugaan makar. Mereka adalah politisi Gerindra, Permadi, dan aktivis Lieus Sungkharisma.

Para tokoh tersebut tersandung kasus makar karena pidato mereka yang menyerukan ajakan people power. Status tersangka Eggi Sudjana, misalnya, berawal dari pidatonya di Rumah Kertanegara pada hari pemungutan suara.

Karena narasi pidatonya tersebut, Eggi dijerat dengan Pasal 107 KUHP dan atau Pasal 110 KUHP Jo Pasal 87 KUHP dan atau Pasal 14 ayat (1) dan (2) dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Dalam Pasal 107 ayat 1 KUHP, makar memiliki maksud untuk menggulingkan pemerintah yang sah.

Narasi people power pertama kali dilontarkan oleh anggota Dewan Pertimbangan BPN Prabowo-Sandi, Amien Rais, saat masa kampanye pilpres lalu.

Amien yang juga tokoh PAN itu mengatakan gerakan people power merupakan respons atas kecurangan pemilu yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif.

Pascapemungutan suara 17 April 2019, ajakan people power, bahkan revolusi, untuk menolak hasil pemilu semakin kencang dilontarkan oleh sejumlah pihak yang berasal dari barisan pendukung capres nomor urut 02. Mereka mengatakan telah terjadi kecurangan pemilu yang bersifat testruktur, sistematis, dan masif.

Bagaimana seruan people power tersebut bisa berujung pada dugaan makar, serta apakah tindakan polisi telah proporsional dalam merespons seruan people power akan dibahas mendalam dalam program talk show Satu Meja The Forum, Rabu (15/5/2019), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

Politik pascakebenaran

Pascakebenaran atau post-truth adalah istilah dimana keyakinan subjektif menjadi faktor utama yang membentuk opini publik dibandingkan fakta.

Pilpres 2019 menandakan datangnya era politik pascakebenaran di Indonesia, dimana perdebatan, wacana, dan opini politik dibentuk oleh faktor keyakinan yang bersifat subyektif dibandingkan fakta dan realita yang muncul.

Kondisi ini terjadi karena signifikansi media sosial sebagai sumber berita. Di sisi lain, media sosial dimanfaatkan secara masif untuk menyebarkan informasi yang menyesatkan, atau hoaks, demi tujuan politik. Informasi tersebut bersifat emosional yang selaras narasi komunikasi politik yang dibangun, yakni politik identitas.

Seruan people power menolak hasil pemilu, yang diduga oleh pihak kepolisian mengandung tujuan makar, berupaya memanfaatkan opini massa pendukung yang tidak mempercayai hasil pemilu.

Sikap mendelegitimasi hasil pemilu tersebut sejatinya lebih didasari keyakinan yang bersifat subyektif dibandingkan fakta dan data yang muncul.

Sebagian massa pendukung pasangan Prabowo-Sandi lebih meyakini hasil perhitungan internal, yang menyatakan kemenangan 54 persen seperti disampaikan kubu BPN dalam simposium “Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019”, Selasa (14/5/2019), meskipun sejauh ini data penunjang klaim tersebut tidak pernah dibuka atau bahkan lokasi perhitungan suaranya dirahasiakan.

Situng KPU yang didesain dengan transparan dan berbagai hasil hitung cepat yang berlandaskan metode ilmiah tidak lagi dipercaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com