Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cek Langsung ke KPU, Fadli Zon Temukan Sejumlah Kelemahan Situng

Kompas.com - 03/05/2019, 21:20 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut, Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) memiliki sejumlah kelemahan.

Beberapa kelemahan ini Fadli temukan usai melakukan pengecekan langsung terhadap Situng KPU.

"Ada sejumlah hal yang saya kira masih merupakan tanda tanya dan kelemahan dari sistem yang ada," kata Fadli saat ditemui di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/5/2019).

Baca juga: Hingga Jumat 3 Mei, Terjadi 224 Kali Kesalahan Entry Data Situng KPU

Kelemahan itu misalnya, ketika terjadi kesalahan input data scan C1 ke Situng, tidak ada satu sistem yang bisa mengoreksi secara langsung.

Ketika ada kesalahan, koreksi harus dilakukan oleh petugas di kabupaten.

"Misalnya 120 bisa ditulis 1200, ada tambahan 0-nya. Saya pertanyakan kenapa tidak ada rejection, padahal kita tahu jumlah TPS (pemilih) itu hanya 3 digit. Kenapa kalau 4 digit masih masuk juga? Ini tidak bisa dijawab oleh KPU dengan sistem yang ada," ujar Fadli.

Baca juga: Fadli Zon Minta KPU Hentikan Situng, Ini Alasannya

Selain itu, kelemahan lainnya adalah, jika terjadi kesalahan penulisan data di formulir C1, data itu tetap akan diinput sebagai entry data Situng.

Kesalahan penulisan data C1 hanya bisa dikoreksi di tingkat kecamatan atau kabupaten/kota.

Padahal, kesalahan entry data Situng dapat memengaruhi grafik perolehan suara.

Kelemahan ketiga, petugas yang menginput data Situng sama dengan petugas yang memverifikasi entry data Situng.

Baca juga: Situng Sementara: Jokowi-Maruf 55 Juta Suara, Prabowo-Sandi 43 Juta Suara

Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan konflik kepentingan.

"Mereka yang mengerjakan pekerjaan input, mereka juga yang bisa melakukan verifikasinya sehingga bisa tidak akurat. Ini kenyataan yang terjadi dan tadi juga kita sampaikan juga di lapangan ketika mengecek langsung," kata Fadli.

Tidak hanya itu, Fadli menyebut, kapasitas memori Situng KPU tak cukup besar. Sehingga, tak semua gambar scan formulir C1 bisa dimuat dalam Situng.

Baca juga: Relawan Prabowo-Sandi Sebut Kesalahan Data Situng Juga Berdampak ke Paslon 01

Akibatnya, terdapat entry data Situng yang tak dilengkapi dengan gambar scan formulir C1 dan hanya berupa angka saja.

"Ini juga menurut saya suatu hal yang sangat amatiran, karena seharusnya untuk tingkat negara tidak boleh ada hal seperti ini karena sudah harus dihitung berapa jumlah kapasitas dari memori yang dibutuhkan, bandwidth yang dibutuhkan," katanya.

Kompas TV Hingga Kamis (2/5) siang, data yang masuk di sistem informasi penghitungan suara, situng KPU, sudah mencapai 61 persen. Data yang ditampilkan dalam situng merupakan data berdasarkan angka dalam salinan formulir C1. Hingga pukul 10. 30 WIB, data dari formulir C1 yang masuk berasal dari 497 ribu665TPS, dari total 813 ribu 350 TPS atau lebih dari 61%.<br /> <!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br /> <!--[endif]-->
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com