Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan Iskan: Jokowi Difitnah Selama 4,5 Tahun, Prabowo 17 Tahun

Kompas.com - 12/04/2019, 18:24 WIB
Kristian Erdianto,
Krisiandi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Mantan menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan dukungan kepada pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 mendatang.

Kendati demikian, ia menegaskan dukungan itu tidak dilatarbelakangi oleh kondisi yang ia alami selama lima tahun terakhir.

"Hari ini saya menjatuhkan pilihan kepada Pak Prabowo. Bukan karena mempertimbangkan nasib saya selama lima tahun terakhir. Itu saya anggap risiko saya sebagai pengabdi," ujar Dahlan saat berbicara dalam acara pidato kebangsaan Prabowo Subianto di Dyandra Convention Hall, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/4/2019).

Dahlan menyebut fitnah yang selama ini ia terima merupakan risiko pengabdian.

Baca juga: Disebut Dalam Tim Kerja Prabowo-Sandi, Tokoh Politik NTT Ini Mengaku Bangga

Lantas ia membandingkan situasi hampir serupa yang dialami Presiden Joko Widodo dan Prabowo.

"Seperti juga risiko Pak Jokowi menjadi presiden difitnah selama 4,5 tahun, bahkan seperti juga Pak Prabowo yang difitnah selama 17 tahun," kata Dahlan.

Dahlan pun mengungkapkan alasannya mengalihkan dukungan dari Jokowi ke Prabowo.

Ia menilai janji Presiden Joko Widodo soal pertumbuhan ekonomi pada Pilpres 2014 lalu tidak terlaksana.

Menurut Dahlan, saat itu Jokowi memiliki program terkait pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Ia pun berharap pendapatan per kapita masyarakat dapat mencapai 7 ribu USD per tahun selama lima tahun masa pemerintahan Jokowi.

"Kalau itu terwujud maka indonesia akan menjadi negara besar tapi itu tidak terlaksana," ucap Dahlan.

Hadir dalam pidato kebangsaan tersebut para petinggi Badan Pemenangan Nasional (BPN) antara lain, Fuad bawazier, Dahnil Anzar Simanjuntak, Sudirman Said, Sufmi Dasco Ahmad, Ahmad Riza Patria, Eddy Soeparno dan Priyo Budi Santoso.

Selain itu hadir pula beberapa tokoh nasional antara lain mantan Ketua KPK Bambang Widjojanto, mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, mantan Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Syafrie Sjamsoeddin dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih.

Pidato Prabowo kali ini merupakan pidato kebangsaan keempat yang digelar selama masa kampanye Pilpres 2019.

Baca juga: Ini Daftar Harta Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga

Sebelumnya, pada 14 Januari 2019 Prabowo menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center (JCC).

Pidato kebangsaan yang kedua digelar di Grand Ballroom Hotel Po, Semarang, pada 15 Februari 2019.

Kemudian pidato kebangsaan yang ketiga diadakan di Kampus Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Jumat (8/3/2019).

Kompas TV KPU akan menggelar debat kelima Pilpres 2019 pada Sabtu (13/4) malam. Tema debat adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi serta industri. Persiapan jelang debat kelima pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, terus dilakukan.<br /> <br /> Membahas sejumlah isu ekonomi, debat kelima Pilpres 2019 akan diikuti pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma&rsquo;ruf Amin dan pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebanyak 10 orang telah ditetapkan KPU sebagai panelis debat kelima.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menteri KKP: Lahan 'Idle' 78.000 Hektare di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Menteri KKP: Lahan "Idle" 78.000 Hektare di Pantura Bisa Produksi 4 Juta Ton Nila Salin Setiap Panen

Nasional
Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Istana Sebut Pansel Capim KPK Diumumkan Mei ini

Nasional
Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Deret 9 Kapal Perang Koarmada II yang Dikerahkan dalam Latihan Operasi Laut Gabungan

Nasional
Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Jumlah Kementerian sejak Era Gus Dur hingga Jokowi, Era Megawati Paling Ramping

Nasional
Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Jokowi Sebut Ada 78.000 Hektar Tambak Udang Tak Terpakai di Pantura, Butuh Rp 13 Triliun untuk Alih Fungsi

Nasional
Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Spesifikasi 2 Kapal Patroli Cepat Terbaru Milik TNI AL

Nasional
Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Jokowi Panen Ikan Nila Salin di Tambak Air Payau di Karawang

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum Caleg yang Mendebatnya

Nasional
Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Kejar Pemerataan Dokter Spesialis, Kemenkes Luncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis RS Pendidikan

Nasional
Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Jokowi Bakal Bisiki Prabowo Anggarkan Program Budi Daya Nila Salin jika Menjanjikan

Nasional
Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com