Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontak Senjata di Nduga, TNI Diserang Puluhan Anggota Kelompok Bersenjata

Kompas.com - 08/03/2019, 06:22 WIB
Kristian Erdianto,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, kompas.com - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Sisriadi menuturkan bahwa pasukan TNI diserang dengan dengan kekuatan yang tidak berimbang saat terlibat kontak senjata dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Nduga, Kamis (7/3/2019) sekitar pukul 08.00 WIT.

Sisridi menuturkan, pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Gakkum berkekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan.

Baca juga: Kronologi Kontak Senjata Antara TNI dan Kelompok Bersenjata di Nduga

Tiba-tiba terjadi serangan mendadak oleh sekitar 50 sampai 70 orang bersenjata campuran pimpinan Egianus Kogoya, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak.

"Pasukan berusaha melakukan perlawanan sehingga berhasil menguasai keadaan, dan berhasil memukul mundur kelompok bersenjata sampai menghilang ke dalam hutan belantara," ujar Sisriadi melalui keterangan tertulisnya, Kamis (7/3/2019).

Akibat serangan tersebut tiga orang prajurit gugur sebagai yakni Serda Mirwariyadin, Serda Yusdin dan Serda Siswanto Bayu Aji.

Baca juga: 6 Fakta Penyerangan KKB di Nduga, 3 Prajurit TNI Gugur hingga Pelaku Kriminal Gunakan Senjata Militer

Sementara prajurit TNI berhasil merampas 5 pucuk senjata milik KKB. Ditemukan pula satu jenazah yang identitasnya masih dalam penyelidikan.

"Diperkirakan setidaknya 7-10 orang anggota KKSB juga tewas namun mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya," kata Sisriadi.

Baca juga: Keluarga Berharap Jenazah Prajurit TNI yang Gugur di Nduga Segera Tiba di Kampung Halaman

Pukul 15.00 WIT, dua unit helly jenis Bell tiba dari Timika untuk melaksanakan evakuasi korban prajurit yang gugur. Namun, sebelum mendarat, helly tersebut kembali mendapatkan serangan dari KKB.

Pasukan TNI membalas tembakan baik dari udara maupun dari darat sehingga helly berhasil mendarat dan proses evakuasi dapat dilaksanakan dalam keadaan aman.

Kompas TV Kelompok Kriminal Bersenjata kembali menyerang anggota TNI yang berpatroli di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua Kamis (31/1/2019) pagi. Satu anggota Yonif 751 Rider VJS mengalami luka tembak. Sekitar pukul 8.55 Waktu Indonesia Timur satu regu Yonif 751 Rider Vira Jaya Sakti berjumlah 10 orang diserang dari 3 arah berbeda. Dalam kontak tembak antara personel TNI dan kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya, 1 anggota TNI terluka tembak pada bahu kanan. Personel TNI pun berhasil memukul mundur kelompok bersenjata. Saat ini situasi Mapenduma kembali normal personel TNI yang terluka sudah dibawa ke Timika. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskanpihaknya tengah melakukan operasi di wilayah Papua. Hal ini merespons insiden baku tembak antara anggota TNI dengan kelompok kriminal bersenjata di Nduga, Papua. Panglima TNI menyebut pihaknya terus melakukan pendekatan dengan warga Papua untuk mengurangi potensi konflik di daerah Papua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com