JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Aria Bima, mengatakan calon pemimpin seharusnya memahami konsep "unicorn" atau perusahaan rintisan bervaluasi hingga satu miliar dolar AS yang menjadi pilar penting pengembangan ekonomi digital.
"Soal 'unicorn' adalah terkait wawasan global yang harusnya dimengerti calon pemimpin, bukan hanya masalah nasional. Jawaban Prabowo soal 'unicorn' bukan kesalahan menjawab tapi kesalahan memahami pertanyaan," kata Aria Bima usai debat capres putaran kedua di Jakarta, Minggu malam seperti dikutip dari Antara.
Aria mengatakan saat ini Indonesia sedang dihadapi dengan perkembangan, termasuk tantangan, dalam pengembangan bisnis perdagangan daring (e-dagang). Indonesia pun kini memiliki beberapa "unicorn" seperti Gojek ataupun e-dagang Bukalapak.
Calon pemimpin, kata Aria, perlu memahami iklim dan kebijakan untuk mendukung "unicorn" tersebut.
Baca juga: Dikhawatirkan Prabowo Bikin Dana Lari ke Luar Negeri, Apa Itu Unicorn?
"Jadi tidak hanya masalah nasional. Tapi ini juga masalah yang lintas negara, global, ini harus diketahui. 'e-commerce' (e-dagang) ini tidak bisa main main," ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Aria tidak menjawab spesifik terkait apakah pertanyaan Jokowi tentang "Unicorn" itu memang sengaja disiapkan tim TKN untuk memancing Prabowo.
"Loh itu kan masalah yang memang harus dikuasai calon pemimpin," ujarnya.
Pada debat capres putaran kedua Minggu malam, revolusi industri 4.0 menjadi salah satu bahasan hangat. Capres Jokowi dan Prabowo terlibat dalam debat mengenai kebijakan untuk memajukan industri perusahaan rintisan dalam negeri.
Baca juga: Prabowo Khawatir dengan Pertumbuhan Unicorn Indonesia
Jokowi sempat bertanya kepada Prabowo, "Infrastruktur apa yang akan Bapak bangun untuk dukung pengembangan 'unicorn-unicorn' Indonesia?"
Mendengar pertanyaan tersebut, Prabowo justeru balik bertanya. "Yang Bapak maksud Unicorn? Unicorn? Yang internet itu ya?" tanya Prabowo.
Prabowo pun menanggapi bahwa pengurangan regulasi merupakan langkah yang tepat saat ini, mengingat usaha start up digital berkembang sangat pesat di Indonesia, sehingga regulasi akan dibuat lebih sederhana.
"Saya menyambut baik dinamika bisnis tersebut, ini membuka peluang yang besar bagi kita," kata Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.